5 Studi Kasus PPG 2025 Kelas 4 SD: Dari Siswa Pasif hingga Sulit Pahami Pecahan
lima studi kasus yang menjadi sorotan dalam pelatihan PPG 2025: 1. Siswa Pasif Saat Diskusi Kelompok..Dalam pembelajaran Solusi yang ditawarkan adalah
Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
5 Studi Kasus PPG 2025 Kelas 4 SD: Dari Siswa Pasif hingga Sulit Pahami Pecahan
TRIBUNJATENG.COM– Proses Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2025 menghadirkan sejumlah studi kasus menarik dari jenjang Sekolah Dasar, khususnya kelas 4.
Studi kasus ini mencerminkan tantangan nyata di kelas yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka.
Berikut lima studi kasus yang menjadi sorotan dalam pelatihan PPG 2025:
1. Siswa Pasif Saat Diskusi Kelompok
Dalam pembelajaran tema Indahnya Kebersamaan, guru meminta siswa berdiskusi mengenai keberagaman budaya di Indonesia. Namun, hanya sebagian kecil siswa yang aktif, sementara lainnya justru pasif dan tidak fokus.
Solusi yang ditawarkan adalah pembagian peran spesifik dalam kelompok, seperti penulis, pembaca, penanya, dan penyaji. Guru juga melatih siswa melakukan presentasi agar lebih percaya diri.
2. Kesulitan Memahami Pecahan
Pembelajaran Matematika menjadi tantangan tersendiri saat siswa diminta membandingkan pecahan seperti ½ dan ¼. Banyak siswa tidak memahami makna angka-angka tersebut secara konkret.
Guru kemudian menggunakan media manipulatif, seperti kue atau kertas lipat, untuk menjelaskan pecahan secara visual. Pendekatan ini dinilai efektif membantu siswa memahami konsep secara menyenangkan.
3. Konsentrasi Rendah dalam Pembelajaran Daring
Masih dalam sistem blended learning, beberapa siswa kesulitan fokus saat belajar dari rumah. Gangguan lingkungan dan kurangnya pengawasan orang tua menjadi kendala utama.
Guru menyiasatinya dengan membuat kontrak belajar bersama orang tua, serta memberikan aktivitas interaktif seperti kuis daring. Kelas pun menjadi lebih hidup dan siswa lebih terlibat.
4. Perbedaan Kemampuan Membaca yang Signifikan
Di kelas 4, perbedaan kemampuan membaca masih cukup mencolok. Beberapa siswa sudah lancar, sementara lainnya masih terbata-bata.
Solusinya adalah program “Literasi Bertingkat”. Siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan membaca, dan yang lebih mahir diminta menjadi tutor sebaya. Guru juga menyediakan materi bacaan yang sesuai tingkat kemampuan siswa.
5. Minimnya Minat pada Materi IPS
Materi tentang kegiatan ekonomi dalam pelajaran IPS kerap dianggap membosankan oleh siswa. Guru menemukan bahwa pendekatan kontekstual dapat membangkitkan minat siswa.
Guru lalu mengajak siswa melakukan mini-survei tentang pekerjaan orang tua atau kegiatan pasar lokal. Hasilnya dipresentasikan di kelas, membuat siswa merasa materi lebih relevan dan menyenangkan.
Kelima studi kasus ini menjadi gambaran nyata bahwa guru tidak hanya dituntut menguasai materi, tetapi juga mampu mengelola kelas secara kreatif dan adaptif.
PPG 2025 menekankan pentingnya pembelajaran berdiferensiasi, pendekatan humanis, serta penggunaan media konkret dalam menghadapi dinamika kelas 4 SD.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.