Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Game Roblox Diblokir

Keluh Kesah Orang Tua Siswa SD di Semarang Tentang Game Roblox, Dukung Pemerintah Memblokir

Maraknya perbincangan seputar larangan anak bermain game Roblox turut menuai tanggapan dari para orang tua.

|
Gemini
10 Fakta Game Roblox yang Dilarang Menteri Abdul Muti: Dari Konten Dewasa hingga Kekerasan 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Maraknya perbincangan seputar larangan anak bermain game Roblox turut menuai tanggapan dari para orang tua. Salah satunya datang dari Nailur Rahmawati (37), warga Gunungpati, Kota Semarang.

Seperti diketahui, Mendikdasmen RI Abdul Mu’ti menyuarakan kekhawatiran terhadap dampak negatif game Roblox terhadap anak-anak, terutama mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Abdul Mu'ti menyarankan agar anak-anak usia dini tidak memainkan game tersebut karena dinilai mengandung unsur kekerasan dan tidak mendidik atau tidak layak.

Nailur mengaku bahwa anaknya yang saat ini duduk di bangku kelas 4 SD tersebut sempat memainkan game Roblox, namun kini sudah tidak lagi.

Baca juga: Profil Abdul Muti Mendikdasmen Sebut Game Roblox Berbahaya, Segini Harta Kekayaan LHKPN

Baca juga: Apa Itu Game Roblox? Akan Diblokir Pemerintah Dalam Waktu Dekat

Ia mengaku setuju jika game yang mengandung kekerasan, diblokir.

“Saya setuju jika Roblox, bahkan game-game lain yang mengandung kekerasan atau pelecehan seksual dan lain-lain, diblokir. Itu jelas tidak sesuai untuk usia anak-anak,” ujarnya kepada tribunjateng.com, Kamis (7/8/2025).

"Tentunya orang tua juga punya tanggung jawab untuk mengedukasi anak-anaknya," imbuh wali murid yang juga seorang praktisi di Universitas Negeri Semarang (Unnes) tersebut.

Nailur mengakui bahwa game Roblox memiliki sisi positif, seperti fitur yang bisa mengasah kreativitas.

Namun ia juga mengingatkan bahwa di dalamnya terdapat berbagai konten yang bisa membahayakan perkembangan mental anak di bawah usia 12 tahun.

“Di Roblox itu macam-macam. Ada yang memang bisa mengasah kreativitas anak, tapi juga ada konten kekerasan yang tidak cocok untuk anak-anak," katanya.

Menurut dia, pemerintah melalui kementerian tetap harus bertindak tegas terhadap konten digital yang tidak sesuai untuk anak-anak.

"Tapi pemerintah melalui kementerian memang harus bertindak tegas terhadap konten-konten ataupun game yang 'membahayakan' otak dan mental," ungkapnya.

Ia menekankan bahwa perlindungan terhadap anak di ruang digital tak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah.

Orang tua dan masyarakat juga memegang peran penting.

"Masa depan anak-anak Indonesia bukan hanya di tangan pemerintah, tapi juga orang tua dan masyarakat juga," kata dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved