UIN Walisongo Semarang
6.000 Al-Qur’an untuk Kendal: KKN Moderasi UIN Walisongo Semarakkan Desa Karangayu
Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang menggelar Tabligh Akbar Moderasi Beragama dan Wakaf 6.000 Al-Qur’an.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang bersama masyarakat Desa Karangayu, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, menggelar Tabligh Akbar Moderasi Beragama dan Wakaf 6.000 Al-Qur’an, Jumat (8/8/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Moderasi Beragama yang melibatkan ratusan mahasiswa untuk mengabdi di tengah masyarakat.
Kegiatan yang diselenggarakan di Balai Desa Karangayu ini dihadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat desa, dan Wakil Bupati Kendal.
Koordinator Desa KKN Moderasi Beragama Posko 41, Faldin Fahza Alfaizi, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara, termasuk Kepala Desa Karangayu bapak Akhmad Riyadi, Yayasan Al-Fatihah (alfatihah.com), dan Ekspedisi Quran.
“Acara ini terselenggara berkat kerja sama mahasiswa KKN Posko 41 dengan perangkat desa dan berbagai mitra."
'Semoga wakaf Al-Qur’an ini bermanfaat untuk memperdalam pemahaman dan pengkajian ayat-ayat suci,” ujar Faldin dalam sambutannya.
Baca juga: UIN Walisongo Perkuat Hubungan Global Melalui MoU dengan Bajda Education Group Arab Saudi
Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Walisongo Semarang, Moh. Masrur, M.Ag., mengungkapkan bahwa sejak 17 Juli hingga 28 Agustus 2025, sebanyak 1.125 mahasiswa diterjunkan ke lima kecamatan di Kendal.
Ia mengapresiasi peran Wakil Bupati Kendal yang turut mendukung penuh program ini.
“Selama KKN, guru para mahasiswa adalah masyarakat dan tokoh setempat. Inilah hakikat pengabdian,” ujarnya.
Wakil Bupati Kendal, H. Benny Karnadi, S.Ag., yang hadir dalam acara ini, mengungkapkan kebanggaannya sebagai alumni Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang.
Ia juga menyampaikan rencana kerja sama dengan UIN Walisongo untuk menyelenggarakan KKN Tematik di Kendal.
“Kita tahu, Kendal menghadapi persoalan kemiskinan dan stunting."
"Sebagai ketua penanganan stunting, saya berharap kolaborasi ini nantinya bisa membantu mengatasi persoalan tersebut,” kata Benny.
Menurutnya, mahasiswa memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada pembangunan daerah.
Melalui program KKN, ia berharap mahasiswa dapat menjadi agen perubahan di desa-desa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.