Berita Banyumas
Pengakuan Korban Perundungan di SMA Banyumas Berubah-ubah, Kini Mengaku Terjatuh Dari Sepeda
DPN (16), siswa baru kelas X sebuah SMA Negeri di Purwokerto, Kabupaten Banyumas membantah perundungan kini mengaku terjatuh dari sepeda.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Perkembangan mengejutkan terjadi pada kasus dugaan perundungan yang dialami DPN (16), siswa baru kelas X sebuah SMA Negeri di Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
DPN, yang sebelumnya disebut mengalami kekerasan saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), bersama ibunya, AH (48) dalam pernyataan yang disampaikan pihak sekolah memberikan pernyataan yang berlawanan dari keterangan sebelumnya.
Padahal pernyataan sebelumnya yang disampaikan ke media anak tersebut menyatakan dipukul di bagian perut oleh 3 orang temannya.
Baca juga: Kepsek Klaim Tak Temukan Bukti Perundungan, Cabdin Tetap Pantau Kasus Siswa SMA di Purwokerto
Dalam pertemuan terbaru antara pihak sekolah, Dinas Pendidikan, dan keluarga, DPN menyampaikan sakit di bagian perut yang dialaminya bukan akibat dipukul saat kegiatan sekolah, melainkan karena terjatuh dari sepeda di rumah.
Kepala Sekolah, TTK mengatakan pertemuan tersebut awalnya dilakukan untuk mendampingi kontrol kesehatan DPN.
Pihak Cabang Dinas Pendidikan juga hadir dalam kegiatan itu.
"Kebetulan cabang dinas memang mendampingi sekolah yang kemarin punya janji mengantarkan DPN dan keluarganya kontrol ke rumah sakit.
Kita biasa ke rumahnya pendampingan supaya dia semangat belajar," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (12/8/2025).
Menurut Kepsek TTK, dalam percakapan santai dengan dinas, pihak sekolah sempat menanyakan penyebab sakit perut yang dialami DPN.
Jawaban yang muncul mengejutkan.
"Si anak sempat ditanya kenapa? Dijawab jatuh.
Jatuh di mana? Apa jatuh di sekolah?
Dijawab oleh anak, Enggak, jatuh di sini (di rumah).
Jatuh di sini kenapa? Lalu dijawab oleh si anak naik sepeda.
Ditanya lagi, kalau naik sepeda jatuh biasanya lutut yang sakit.
Tapi dia bilang perutnya yang kena setang," kata Kepsek TTK, kepada Tribunbanyumas.com.
Padahal, sebelumnya DPN dikabarkan diduga mengalami kekerasan fisik saat MPLS.
"Dulu dikatakan dipukul, tapi sekarang tidak.
Cabang dinas ikut mengantarkan ke dokter, membimbing, dan melakukan terapi sambil mengajaknya bercakap," tambahnya.
Ia menceritakan kondisi DPN saat ini lebih baik dibanding sebelumnya.
Saat ditemui kemarin, DPN sudah bisa berkomunikasi lancar.
"Sebelumnya kalau ditanya hanya mengangguk, sekarang sudah menjawab dengan jelas, bahkan menjawab pertanyaan hitungan sederhana seperti satu kali satu atau sepuluh kali lima.
Ini menunjukkan perkembangan positif," ujarnya.
Pengakuan tersebut juga dibenarkan ibunya, meski kepala sekolah mengaku belum sepenuhnya yakin.
"Mungkin kalau ditanya orang lain jawabannya bisa beda.
Secara psikis, dia masih kaget berada di lingkungan baru.
Temannya dari SMP asalnya sedikit, tidak sebanyak sekolah lain, karena lokasi sekolah ini agak jauh," kata Kepala sekolah TTK.
Terkait pendidikan DPN, pihak sekolah berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA).
"Kami sudah bersurat ke UPTD PPA dan mereka sudah hadir ke sekolah untuk konsultasi awal.
Intinya, sekolah ingin mengembalikan Danang agar mau sekolah lagi.
Kemarin saat konsultasi dengan PPA, dia menyampaikan ingin sekolah. PPA pun mendukung," ungkapnya.
Baca juga: Cabang Dinas Pendidikan Banyumas Kunjungi Siswa Korban Dugaan Perundungan
Pihak sekolah menegaskan fokus mereka adalah memulihkan kondisi DPN dan mengembalikan semangat belajarnya.
"Sejak kemarin, kami sering menghadirkan guru bimbingan konseling dan wali kelas untuk memotivasi.
Kelihatannya, perkembangannya ke arah yang lebih baik," jelasnya. (jti)
Detik-detik Evakuasi Pengunjung Pasar Sampang Banyumas, Betis Heni Tersangkut Penutup Selokan |
![]() |
---|
Sakitnya Rakyat Banyumas: Kontrakan Mewah Cuma Rp10 Juta vs Tunjangan Dewan Rp42 Juta Per Bulan |
![]() |
---|
170 UMKM Banyumas Naik Kelas, Siap Ekspor Produk via Bisnis Matching |
![]() |
---|
Potret Sekolah Inklusi di Purwokerto, SDN 5 Arcawinangun Jadi Rumah Kedua 56 ABK |
![]() |
---|
Transparansi Tunjangan DPRD Banyumas Dipertanyakan, Publik Desak Evaluasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.