Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Sering Mogok Hingga Keluarkan Asap Hitam Pekat, Warga Soroti Kondisi Terkini BRT Trans Semarang

Kondisi BRT Trans Semarang semakin memburuk dirasakan penumpang, hingga asap kendaraan bus yang hitam pekat mengganggu pengguna jalan lain.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/MUSLIMAH
MOGOK - Potret BRT Trans Semarang mengalami mogok di wilayah Kecamatan Gunungpati menuju Cangkiran Kota Semarang, Kamis (14/8/2025) sore. Kondisi serupa kerap dialami penumpang dan semakin dikeluhkan para penggunanya. 

Dia menyebut, dari seluruh unit yang beroperasi, hanya enam yang dimiliki Pemkot Semarang, itupun bantuan dari pusat dan provinsi.

"Yang lainnya adalah kerja sama pihak ketiga."

"Jadi kami hanya membayarkan biaya-biaya operasional."

"Yang sering rusak milik kami," ungkapnya.

Menurutnya, bus-bus milik Pemkot Semarang yang sering mengalami kerusakan merupakan armada lama yang sudah digunakan sejak 2015 hingga 2018.

Sementara itu, armada milik pihak ketiga dinilai lebih layak, namun tetap diawasi melalui pengawasan dari Badan Usaha Layanan Daerah (BULD).

Terkait kendaraan yang seringkali mogok bahkan mengeluarkan asap hitam, Agustina menyebutkan, salah satu penyebabnya adalah kelebihan kapasitas penumpang.

Dia menegaskan, tidak seharusnya kendaraan diisi penumpang di luar kapasitasnya.

Suasana aktivitas di Halte BRT Jalan Pemuda Semarang, Selasa (2/7/2024).
Suasana aktivitas di Halte BRT Jalan Pemuda Semarang, Selasa (2/7/2024). (TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN)

Baca juga: Sebanyak 7.477 Pelajar Daftar BRT Trans Semarang Gratis, Kepala BLU: Kami Sediakan 10.000 Kartu

"Nah, kalau itu sudah misalnya yang 'cumi-cumi darat' itu sudah mulai diomongin kapasitasnya, satu bis itu untuk misalnya 5 orang, jangan dipaksakan 10 orang."

"Karena itu berat, apalagi tanjakkan, sehingga ngebul," tegasnya.

Wali Kota juga menyebut soal keterbatasan fiskal daerah dalam menambah jumlah armada atau rute baru.

Meski banyak permintaan masyarakat untuk menambah layanan di beberapa zona, pemerintah kota masih melakukan perhitungan kemampuan anggaran.

"Banyak yang menawarkan, 'Ibu, jalur ini zona ini kurang bus, apakah bisa nambah?'"

"Nah, pertanyaannya ini, pada 2026 sudah dihitung."

"Apakah Pemkot Semarang sanggup menambahkan pembiayaan?"

"Nah, itu subsidi."

"Kalau tidak subsidi, harga tiketnya Rp20.000."

"Padahal sekarang ini Rp4.000 per penumpang," ujarnya.

"Terus masih ada yang harus nol rupiah."

"Kemudian mahasiswa bukan Semarang Rp1.000."

"Subsidi ini harus kami hitung," lanjutnya.

Menurut dia, dengan kondisi ekonomi masyarakat yang belum stabil, dia belum yakin jika harga tiket harus dinaikkan.

"Kalau dinaikkan harga tiket, kasihan menurut saya," ungkapnya.

Untuk mengatasi persoalan ini, lanjutnya, Pemkot Semarang masih mempertimbangkan skema kerja sama dengan pihak swasta agar biaya modal pengadaan bus bisa ditanggung mitra.

Sementara Pemkot Semarang tetap menangani biaya operasional dan subsidi tiket.

Menurutnya, skema ini lebih efisien dibandingkan pemerintah harus membeli bus baru dan sekaligus menanggung operasionalnya.

Kalau penambahan bus baru berarti dua kali pembiayaan. (*)

Baca juga: Ayo Gabung, Relawan Gunung Lawu Karanganyar Gelar Upacara HUT ke-80 RI

Baca juga: Polres Tegal Kota Bangun Dapur SPPG, AKBP Putu Bagus: Ini Kontribusi dan Komitmen Kami

Baca juga: 3 Sosok Calon Sekda Cilacap Sudah Dikantongi Bupati Syamsul, Siapa Sajakah Mereka?

Baca juga: Deal! Berikut Update Harga Tiket Nonton Laga Persijap di GBK Jepara

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved