Berita Semarang
Sosok Tecky Afifah Santy Dosen Poltekkes Semarang yang Sempat Terjebak Kerusuhan di Nepal
Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang, Tecky Afifah Santy Amartha, M.Tr.Keb menjadi satu di antara puluhan Warga Negara Indonesia
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang, Tecky Afifah Santy Amartha, M.Tr.Keb menjadi satu di antara puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Nepal.
Tecky, bersama dua dosen dari Poltekkes lain, sempat terjebak dalam kerusuhan Kathmandu, Nepal. Dua nama tersebut adalah, Riska Regia Catur Putri, S.ST., M.K.M. (Poltekkes Pontianak), dan Hetty Astri, S.SiT., M.Kes. (Poltekkes Jakarta III).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan, tiga dosen Poltekkes yang sempat terjebak dalam kerusuhan di Kathmandu dipastikan selamat dan sudah berada di Indonesia.
Tiga dosen Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan RI mendapat kehormatan menjadi fasilitator dalam Midwifery & Nursing Leadership Programme (MLP) yang diselenggarakan di Kathmandu, Nepal, pada 8–12 September 2025.
Terkait salah satu dosennya yang sempat terjebak kerusuhan dibenarkan oleh Kabid Humas Poltekkes Semarang, Yuni Sigit.
"Benar bahwa atas nama Ibu Hetty dari Poltekkes Jakarta 3, yang dari Poltekkes Semarang atas nama Ibu Tecky dan satu lagi Ibu Riska dari Poltekkes Pontianak," terangnya saat dihubungi, Rabu (17/9).
Sementara itu, Tecky mengatakan kondisinya saat ini dalam keadaan baik setelah terjebak dalam kerusuhan di Nepal.
"Ya benar bahwa saya menjadi salah satu utusan yang baru kembali dari Nepal, kondisi saya saat ini dalam keadaan baik," ujarnya.
"Kami mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan kerja sama, khususnya dari Kementerian Kesehatan, yang terus memastikan keselamatan kami," ungkap Tecky.
Dalam tugas ke Nepal, Tecky dan tim tengah menjalankan program internasional WHO Collaborating Centre (WHO CC).
Program kepemimpinan ini diikuti 25 bidan dan perawat dari enam wilayah di Nepal, yang berasal dari institusi akademik, rumah sakit, dan dinas kesehatan provinsi, serta organisasi profesi Midwifery Society of Nepal (MIDSON).
Peserta mendapatkan materi terkait penguatan kepemimpinan, manajemen kebidanan, diskusi kelompok, hingga perancangan strategi peningkatan layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Rencananya kegiatan ini akan berlanjut pada 2026.
Keterlibatan ini sejalan dengan mandat Poltekkes Kemenkes sebagai WHO Collaborating Centre for Nursing and Midwifery Education and Training periode 2025–2029.
Namun, karena situasi keamanan di Nepal yang makin tidak terkendali, akhirnya seluruh kegiatan di sana dihentikan.
Kementerian Kesehatan bergerak cepat berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri guna memastikan keselamatan para dosen," tutur Harditya.
Sunarni Ceritakan Detik-detik Rumah Farida di Gisikdrono Semarang Rubuh |
![]() |
---|
Kota Semarang Hujan, Berikut Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini Rabu 17 September 2025 |
![]() |
---|
Kuota Sekolah Rakyat di BLK Pedurungan Semarang Masih Tersisa 20 Siswa |
![]() |
---|
Polisi Bakal Sita Barang Bukti Kasus Dugaan Penganiayaan dr Astra oleh Dosen Unissula, Apa Sajakah? |
![]() |
---|
Wali Kota Sambangi Korban Kebakaran di Kelurahan Candi, Janji Akan Dibangunkan Rumah Baru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.