Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Sering Mogok Hingga Keluarkan Asap Hitam Pekat, Warga Soroti Kondisi Terkini BRT Trans Semarang

Kondisi BRT Trans Semarang semakin memburuk dirasakan penumpang, hingga asap kendaraan bus yang hitam pekat mengganggu pengguna jalan lain.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/MUSLIMAH
MOGOK - Potret BRT Trans Semarang mengalami mogok di wilayah Kecamatan Gunungpati menuju Cangkiran Kota Semarang, Kamis (14/8/2025) sore. Kondisi serupa kerap dialami penumpang dan semakin dikeluhkan para penggunanya. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Kondisi layanan BRT Trans Semarang makin dikeluhkan warga.

Mulai dari kondisi armada yang semakin memburuk dirasakan penumpang, hingga asap kendaraan bus yang hitam pekat mengganggu pengguna jalan lain.

Keluhan terbaru dilaporkan warga melalui kanal aduan Lapor Semar pada Kamis (14/8/2025) dan saat ini dalam status laporan masuk ke sistem Dishub Kota Semarang.

Baca juga: BRT Trans Semarang Sering Mogok di Jalanan, Wali Kota: Memang Masih Jauh dari Ideal

Baca juga: BRT Trans Semarang Ayo Berbenah, Dewan Desak Evaluasi dan Perbaikan Menyeluruh

Pada hari yang sama, aduan lain terkait layanan BRT juga masuk di kanal aduan warga tersebut.

Sementara itu, warga yang rutin menggunakan layanan BRT Trans Semarang juga mengeluhkan hal serupa.

Santi (39), satu di antara penumpang sering mengalami insiden bus mogok saat dalam perjalanan, terutama di rute Cangkiran— baik jalur melalui Ngaliyan maupun Gunungpati.

"Sering banget mogok."

"Terakhir saya alami pada Kamis (14/8/2025)."

"Itu kondisi full penumpang."

"Jalannya agak nanjak, tiba-tiba mandek 'berhenti'," jelas Santi kepada Tribunjateng.com, Jumat (15/8/2025).

Santi yang sudah lama memanfaatkan layanan BRT Trans Semarang ini mengatakan, mulai sering mendapati kendala saat perjalanan sejak April 2025.

"Jadi saya sudah naik BRT sudah agak lama."

"Nah sejak April 2025 sering banget mengalami mogok."

"Rute saya Kota Semarang arah Cangkiran," ungkapnya.

Dia menceritakan, saat mogok terjadi, sopir dan kru bus biasanya berdiskusi mencari solusi.

Seringkali penyebabnya adalah masalah rem.

Sopir pun terpaksa mengganjal roda agar bus tidak melaju mundur.

Penumpang kemudian diminta turun, menunggu bus pengganti yang tidak selalu datang tepat waktu atau dalam kondisi kosong.

“Tapi lama juga menunggu bus pengganti atau yang di belakangnya."

"Jadi banyak yang akhirnya pilih naik ojek atau dijemput keluarga,” jelas Santi.

Menurut dia, hal paling menjengkelkan saat mogok terjadi pada jam sibuk.

Penumpang bisa menunggu hingga beberapa bus lewat tanpa bisa naik karena semuanya penuh.

“Aku pernah menunggu sampai empat bus lewat sampai bisa naik."

"Apalagi jika mogoknya pada sore hari, itu sudah pasti penuh terus,” keluhnya.

Meski tarif BRT dinilai terjangkau yaitu Rp4.000 untuk umum, Rp1.000 untuk pelajar dan lansia, Santi menilai kenyamanan serta keamanan tetap menjadi hal utama.

Sayangnya, menurutnya, kondisi fisik bus justru semakin memprihatinkan.

“Banyak yang AC rusak, kursinya rembel-rembel, pintunya njeblak-njeblak sendiri, tempat sampah juga wis dol 'copot'," tambahnya.

Dia juga menyebut sempat melintasi rute lain seperti ke arah Pelabuhan dan mengalami kondisi serupa.

"Itu yang arah ke pelabuhan pun sama, rusak," bebernya.

NAIK BRT - Pelajar menunggu antrean naik BRT Trans Semarang di Shelter Simpanglima Semarang, Selasa (3/6/2025). Sebagian pelajar di Kota Semarang mulai memanfaatkan fasilitas layanan transportasi umum BRT Trans Semarang secara gratis.
NAIK BRT - Pelajar menunggu antrean naik BRT Trans Semarang di Shelter Simpanglima Semarang, Selasa (3/6/2025). Sebagian pelajar di Kota Semarang mulai memanfaatkan fasilitas layanan transportasi umum BRT Trans Semarang secara gratis. (TRIBUN JATENG/IDAYATUL ROHMAH)

Baca juga: Buruan! Masih Ada 2.523 Kartu Gratis Naik BRT Trans Semarang, Khusus Pelajar dan Mahasiswa

Santi berharap pengelola BRT Trans Semarang dan dapat segera melakukan peremajaan armada dan perbaikan sistem.

Keluhan terhadap layanan BRT di Semarang tidak hanya datang dari penumpang.

Pengguna jalan juga mengaku terganggu, terutama oleh kondisi fisik armada yang menimbulkan polusi serta perilaku sopir yang dinilai membahayakan.

Dwi (30), pengguna jalan yang setiap hari melintasi kawasan Gajahmungkur Semarang mengungkapkan pengalamannya.

Dia menyebut BRT Trans Semarang kerap mengeluarkan asap hitam pekat, terutama saat melintasi tanjakan.

Hal itu membuatnya selalu menghindari berada di belakang bus tersebut.

“Kalau di tanjakan, pasti keluar asap hitam pekat."

"Aku sampai harus nyari jalan lain atau berhenti terlebih dahulu agar tidak di belakangnya."

"Asap itu bikin batuk, sesak napas, apalagi aku sensitif banget sama asap,” keluh Dwi.

Tak hanya soal emisi, Dwi juga menyoroti perilaku pengemudi BRT Trans Semarang yang kerap dianggap tidak tertib.

“Kadang sopirnya ugal-ugalan, ngebut."

"Itu yang paling aku tidak suka,” tambahnya.

Keluhan Diakui Wali Kota Semarang 

Menanggapi keluhan penumpang BRT Trans Semarang, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti mengakui bahwa layanan BRT Trans Semarang memang masih jauh dari ideal.

“Memang kurang, kurang sekali, dan sangat kurang,” ucapnya, Jumat (15/8/2025).

Agustina menjelaskan, armada BRT Trans Semarang sebagian besar merupakan milik pihak ketiga.

Dia menyebut, dari seluruh unit yang beroperasi, hanya enam yang dimiliki Pemkot Semarang, itupun bantuan dari pusat dan provinsi.

"Yang lainnya adalah kerja sama pihak ketiga."

"Jadi kami hanya membayarkan biaya-biaya operasional."

"Yang sering rusak milik kami," ungkapnya.

Menurutnya, bus-bus milik Pemkot Semarang yang sering mengalami kerusakan merupakan armada lama yang sudah digunakan sejak 2015 hingga 2018.

Sementara itu, armada milik pihak ketiga dinilai lebih layak, namun tetap diawasi melalui pengawasan dari Badan Usaha Layanan Daerah (BULD).

Terkait kendaraan yang seringkali mogok bahkan mengeluarkan asap hitam, Agustina menyebutkan, salah satu penyebabnya adalah kelebihan kapasitas penumpang.

Dia menegaskan, tidak seharusnya kendaraan diisi penumpang di luar kapasitasnya.

Suasana aktivitas di Halte BRT Jalan Pemuda Semarang, Selasa (2/7/2024).
Suasana aktivitas di Halte BRT Jalan Pemuda Semarang, Selasa (2/7/2024). (TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN)

Baca juga: Sebanyak 7.477 Pelajar Daftar BRT Trans Semarang Gratis, Kepala BLU: Kami Sediakan 10.000 Kartu

"Nah, kalau itu sudah misalnya yang 'cumi-cumi darat' itu sudah mulai diomongin kapasitasnya, satu bis itu untuk misalnya 5 orang, jangan dipaksakan 10 orang."

"Karena itu berat, apalagi tanjakkan, sehingga ngebul," tegasnya.

Wali Kota juga menyebut soal keterbatasan fiskal daerah dalam menambah jumlah armada atau rute baru.

Meski banyak permintaan masyarakat untuk menambah layanan di beberapa zona, pemerintah kota masih melakukan perhitungan kemampuan anggaran.

"Banyak yang menawarkan, 'Ibu, jalur ini zona ini kurang bus, apakah bisa nambah?'"

"Nah, pertanyaannya ini, pada 2026 sudah dihitung."

"Apakah Pemkot Semarang sanggup menambahkan pembiayaan?"

"Nah, itu subsidi."

"Kalau tidak subsidi, harga tiketnya Rp20.000."

"Padahal sekarang ini Rp4.000 per penumpang," ujarnya.

"Terus masih ada yang harus nol rupiah."

"Kemudian mahasiswa bukan Semarang Rp1.000."

"Subsidi ini harus kami hitung," lanjutnya.

Menurut dia, dengan kondisi ekonomi masyarakat yang belum stabil, dia belum yakin jika harga tiket harus dinaikkan.

"Kalau dinaikkan harga tiket, kasihan menurut saya," ungkapnya.

Untuk mengatasi persoalan ini, lanjutnya, Pemkot Semarang masih mempertimbangkan skema kerja sama dengan pihak swasta agar biaya modal pengadaan bus bisa ditanggung mitra.

Sementara Pemkot Semarang tetap menangani biaya operasional dan subsidi tiket.

Menurutnya, skema ini lebih efisien dibandingkan pemerintah harus membeli bus baru dan sekaligus menanggung operasionalnya.

Kalau penambahan bus baru berarti dua kali pembiayaan. (*)

Baca juga: Ayo Gabung, Relawan Gunung Lawu Karanganyar Gelar Upacara HUT ke-80 RI

Baca juga: Polres Tegal Kota Bangun Dapur SPPG, AKBP Putu Bagus: Ini Kontribusi dan Komitmen Kami

Baca juga: 3 Sosok Calon Sekda Cilacap Sudah Dikantongi Bupati Syamsul, Siapa Sajakah Mereka?

Baca juga: Deal! Berikut Update Harga Tiket Nonton Laga Persijap di GBK Jepara

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved