Berita Purwokerto
Di Bawah Bendera One Piece, Mahasiswa Unsoed Suarakan Keadilan bagi Korban Kekerasan Seksual
Aksi ini menjadi bentuk renungan dan solidaritas terhadap para korban kekerasan seksual di lingkungan kampus, khususnya Unsoed.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Menjelang peringatan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Bhinneka Ceria menggelar aksi Malam Tirakatan penyalaan lilin, Sabtu (16/8/2025) malam.
Berlangsung tepat di depan Patung Kuda Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, aksi ini bukan sekadar peringatan kemerdekaan.
Aksi ini menjadi bentuk renungan dan solidaritas terhadap para korban kekerasan seksual di lingkungan kampus, khususnya kasus yang terjadi di Unsoed.
Baca juga: Geger Skandal Akademik Unsoed Banyumas: Dosen Pembimbing Diduga Rekayasa Penelitian Mahasiswa
Mengusung tema "80 Tahun Keadilan Korban Masih Dijajah", kegiatan ini menyampaikan pesan: meskipun Indonesia telah merdeka secara politik, para penyintas kekerasan seksual masih harus berjuang dalam sunyi mendapatkan pengakuan, perlindungan, dan keadilan.
Dalam aksi yang sempat diguyur hujan ini, peserta menyuarakan tagar #IndonesiaGelap sebagai simbol perlawanan terhadap sistem yang dianggap masih abai terhadap nasib para penyintas.
Koordinator Aksi, Abdul Kholiq Fauzi, mengatakan, aksi malam itu juga diwarnai dengan berbagai bentuk ekspresi.
Penyalaan lilin, sebagai lambang harapan dan keadilan belum padam.
Pertunjukan teater menggambarkan luka batin dan perjuangan penyintas.
Kemudian, diskusi terbuka sebagai bentuk refleksi kemerdekaan.
Pengibaran bendera One Piece, yang secara simbolik menggambarkan kecintaan terhadap bangsa tak harus diam terhadap ketidakadilan.
Dalam pernyataan sikapnya, Bhinneka Ceria mengajukan tiga tuntutan utama kepada pihak Universitas Jenderal Soedirman terkait kasus kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh oknum berinisial AIS:
1. Penyelesaian kasus secara cepat dan transparan
Mereka mendesak agar proses penyelidikan dan penegakan sanksi terhadap terduga pelaku segera dituntaskan.
"Kampus wajib memberikan transparansi penuh kepada publik mengenai tahapan proses yang sudah dan sedang berlangsung," tegas Kholiq kepada Tribunbanyumas.com.
2. Sanksi tegas kepada pelaku kekerasan seksual
Unsoed diminta menjatuhkan sanksi sesuai ketentuan hukum dan peraturan kampus terhadap pelaku, tanpa upaya pembelaan institusional.
3. Pertanggungjawaban tim pemeriksa kasus
Bhinneka Ceria meminta kejelasan mengenai tim pemeriksa, mulai dari dasar hukum pembentukannya hingga tanggung jawab ketujuh anggota tim terhadap lambannya proses penanganan kasus.
Tak hanya soal penegakan hukum, peserta aksi juga menuntut Unsoed memberikan perlindungan penuh dan memfasilitasi pemulihan psikologis serta sosial bagi korban.
"Kampus seharusnya menjadi ruang aman, bukan tempat di mana korban harus menanggung trauma tanpa dukungan institusi," katanya. (jti)
Baca juga: Unsoed Purwokerto Janji Tindaklanjuti Dugaan Pemalsuan Data Penelitian Dosen
Siswa Baru SMA di Purwokerto Tunjukkan Tanda Kecamasan, Diduga Alami Perundungan saat MPLS |
![]() |
---|
Jangan Lewatkan Nobar Timnas U-23 di Alun-Alun Purwokerto, Syarat Wajib Jaga Kebersihan |
![]() |
---|
Penjual Buku Tulis di Pasar Wage Purwokerto Merana, Toko Modern Berjaya |
![]() |
---|
KAI Daop 5 Purwokerto Bagikan 350 Cup Kopi Gratis untuk Penumpang di Libur Panjang |
![]() |
---|
Penataan Jalan Bung Karno Purwokerto Dibagi Tiga Segmen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.