Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Universitas Telogorejo

Mendorong Peran Fisioterapi Digital dan Kolaborasi Global dalam Meningkatkan Rehabilitasi di Jateng

Berikut essai yang disusun dr. Aditya Hans Suwignjo, M.H, Dosen S-1 Fisioterapi Universitas Telogorejo Semarang.

Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
ILUSTRASI FISIOTERAPI: Ilustrasi Fisioterapi. Berikut essai yang disusun dr. Aditya Hans Suwignjo, M.H, Dosen S-1 Fisioterapi Universitas Telogorejo Semarang. (Dok Universitas Telogorejo) 

Disusun Oleh: dr. Aditya Hans Suwignjo, M.H (Dosen S-1 Fisioterapi Universitas Telogorejo Semarang)

DALAM dekade terakhir, fisioterapi di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah, telah mengalami perkembangan signifikan berkat kemajuan teknologi digital dan semakin kuatnya jejaring kolaborasi global. Fisioterapi, sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, berperan penting dalam membantu pemulihan pasien pasca cedera, pembedahan, maupun penyakit kronis. Namun, tantangan geografis, keterbatasan tenaga profesional di daerah, dan akses layanan yang tidak merata masih menjadi hambatan utama.

Teknologi digital, khususnya aplikasi kesehatan (health tech), telah membuka peluang baru untuk memberikan layanan fisioterapi jarak jauh, memantau perkembangan pasien secara real time, dan meningkatkan keterlibatan pasien dalam proses rehabilitasi. Di sisi lain, kolaborasi global memberikan akses bagi tenaga fisioterapi lokal untuk mengadopsi praktik terbaik dunia dan memperluas wawasan melalui penelitian bersama. Kedua hal ini, jika diintegrasikan dengan baik, dapat menjadi kunci transformasi fisioterapi di Jawa Tengah.

Fisioterapi Digital: Inovasi yang Semakin Dibutuhkan

Perkembangan teknologi informasi telah memengaruhi hampir semua aspek kehidupan, termasuk layanan rehabilitasi medis. Salah satu inovasi yang menonjol adalah penggunaan aplikasi Android SDIDTK yang dirancang untuk memantau perkembangan motorik anak prasekolah. Penelitian Mailani dkk. (2025) menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi ini, dikombinasikan dengan aktivitas fisik terstruktur, mampu meningkatkan perkembangan motorik anak secara signifikan. Hasil ini membuktikan bahwa teknologi digital dapat menjadi pelengkap efektif bagi layanan fisioterapi konvensional.

Sistem informasi fisioterapi berbasis web dan mobile juga telah diusulkan sebagai solusi untuk dunia pendidikan dan pelayanan publik. Meliala, Erizal, Zaidir, & Sulistyawati (2023) mengembangkan platform interaktif yang memungkinkan pengelolaan data pasien, pembelajaran daring, serta konsultasi jarak jauh. Implementasi teknologi semacam ini di Jawa Tengah dapat mengatasi masalah keterbatasan tenaga fisioterapis di daerah terpencil.

Selain aplikasi dan sistem informasi, perangkat wearable seperti gelang pintar (smartband) atau sensor gerak dapat digunakan untuk memantau aktivitas fisik pasien. Data yang diperoleh bisa dianalisis oleh fisioterapis untuk menyesuaikan program latihan sesuai kebutuhan individu. Dengan demikian, pasien tidak hanya mendapatkan manfaat dari latihan di klinik, tetapi juga dari pemantauan berkelanjutan di rumah.

Baca juga: Universitas Telogorejo Semarang Gelar 2nd Summer dan 1st Immersion Bersama Mahasiswa Internasional

Kolaborasi Global: Membuka Pintu Inovasi dan Penelitian

Selain teknologi digital, jejaring internasional memainkan peran penting dalam memajukan fisioterapi di Jawa Tengah. Delegasi Program Studi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada World Physiotherapy Congress 2025 di Tokyo adalah salah satu contoh nyata bagaimana institusi lokal dapat tampil di panggung internasional (ANTARA, 2025). Dalam forum tersebut, mereka mempresentasikan hasil penelitian, bertukar ide dengan pakar dari berbagai negara, dan menjalin kerja sama yang dapat mengarah pada penelitian bersama di masa depan.

Kegiatan serupa juga terlihat pada Asian Western Pacific (AWP) Congress 2024 di Bali, yang dihadiri oleh ratusan fisioterapis dari seluruh dunia (IDN Times, 2024). Acara ini tidak hanya menjadi ajang berbagi pengetahuan, tetapi juga memperkenalkan teknologi terbaru seperti terapi berbasis realitas virtual (VR) dan robotik rehabilitasi. Melalui keterlibatan aktif dalam forum internasional, fisioterapis di Jawa Tengah dapat membawa pulang ide-ide segar yang dapat diterapkan di klinik lokal.

Kolaborasi global ini juga mendorong terciptanya program pelatihan bersama (joint training) dan pertukaran dosen atau mahasiswa. Program semacam ini memberi kesempatan bagi fisioterapis muda untuk mendapatkan pengalaman klinis di luar negeri, memahami standar pelayanan internasional, dan mengadaptasinya sesuai dengan konteks lokal.

Dampak Potensial bagi Jawa Tengah

Implementasi teknologi digital dan penguatan kolaborasi global dapat memberikan dampak signifikan di Jawa Tengah. Pertama, akses terhadap layanan fisioterapi dapat diperluas ke daerah-daerah yang sebelumnya sulit terjangkau. Melalui aplikasi dan platform daring, pasien di wilayah pedesaan dapat melakukan konsultasi dan mengikuti program rehabilitasi tanpa harus melakukan perjalanan jauh.

Kedua, teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi kerja fisioterapis. Dengan sistem pencatatan digital dan pemantauan jarak jauh, fisioterapis dapat mengelola lebih banyak pasien sekaligus tetap menjaga kualitas layanan.

Ketiga, jejaring global membuka peluang untuk mendapatkan hibah penelitian, mengundang pakar internasional sebagai pembicara, dan mengirim fisioterapis lokal untuk pelatihan di luar negeri. Hal ini akan berdampak langsung pada peningkatan kompetensi tenaga profesional di Jawa Tengah.

Tantangan yang Harus Diatasi

Meskipun menjanjikan, penerapan fisioterapi digital dan kolaborasi global juga memiliki tantangan. Infrastruktur internet yang belum merata, keterbatasan literasi digital pada sebagian pasien dan tenaga kesehatan, serta biaya pengadaan teknologi menjadi hambatan awal.

Dari sisi regulasi, masih diperlukan pedoman resmi yang mengatur praktik fisioterapi jarak jauh, termasuk perlindungan data pasien. Di sinilah peran pemerintah daerah dan asosiasi profesi menjadi krusial untuk memastikan inovasi dapat berjalan sesuai standar.

Rekomendasi Strategis

Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan manfaat teknologi digital dan kolaborasi global bagi fisioterapi di Jawa Tengah:

1.    Pengembangan Aplikasi Lokal

Mendorong perguruan tinggi dan startup lokal untuk mengembangkan aplikasi rehabilitasi yang sesuai dengan budaya dan bahasa masyarakat Jawa Tengah.

2.    Integrasi Kurikulum

Memasukkan materi teknologi rehabilitasi dan tele-fisioterapi ke dalam kurikulum pendidikan fisioterapi, sehingga lulusan siap menghadapi tantangan era digital.

3.    Pelatihan Berkelanjutan

Menyelenggarakan pelatihan rutin bagi fisioterapis mengenai penggunaan perangkat digital dan aplikasi rehabilitasi.

4.    Kemitraan Internasional

Memperluas kerja sama dengan universitas dan rumah sakit luar negeri untuk pertukaran pengetahuan dan teknologi.

5.    Dukungan Kebijakan dan Infrastruktur

Pemerintah daerah perlu menyediakan infrastruktur internet yang memadai dan menetapkan regulasi untuk tele-fisioterapi yang aman dan efektif.

Fisioterapi di Jawa Tengah memiliki potensi besar untuk berkembang melalui pemanfaatan teknologi digital dan penguatan jejaring global. Dengan dukungan semua pihak—mulai dari institusi pendidikan, praktisi, pemerintah, hingga masyarakat—transformasi ini dapat membawa layanan rehabilitasi ke tingkat yang lebih baik, lebih merata, dan lebih modern.

Integrasi inovasi lokal dan inspirasi global akan memastikan bahwa fisioterapi di Jawa Tengah tidak hanya mengikuti perkembangan dunia, tetapi juga menjadi pelopor dalam memberikan layanan kesehatan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved