Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

10 Fakta Penemuan Mayat Mengambang di Reservoir Siranda Semarang: Hilang 2 Minggu, Air Dikuras Habis

enemuan mayat mengambang di penampungan air atau Reservoir Siranda, Kelurahan Lempongsari, menggemparkan masyarakat Kota Semarang.

Penulis: Adelia Sari | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG/Rezanda Akbar
PENAMPUNGAN AIR - Reservoir Siranda Warisan Kolonial Belanda sejak 1912 yang masih berfungsi hingga saat ini/TRIBUNJATENG/REZANDA AKBAR D. 

TRIBUNJATENG.COM - Penemuan mayat mengambang di penampungan air atau Reservoir Siranda, Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, menggemparkan masyarakat Kota Semarang.

Mayat laki-laki itu ditemukan pada Sabtu (16/8/2025) sekitar pukul 14.30 WIB.

Berikut ini beberapa fakta penemuan mayat mengambang di Reservoir Siranda.

1. Sosok korban

Korban berinisial DKP (21), warga Tlogosari Kulon, pedurungan.

Saat ditemukan, korban masih mengenakan baju, celana dan sepatu.

2. Hilang dua pekan

Sebelum ditemukan tewas mengapung di penampungan air Siranda, korban hilang dua pekan.

Pihak keluarga sudah mencari keberadaan DKP sejak 30 Juli 2025.

"Iya, korban sudah dicari keluarganya, bahkan sudah laporan orang hilang," kata Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal (Wakasatreskrim) Polrestabes Semarang Kompol Aris Munandar.

3. Kondisi tidak utuh

Meskipun masih mengenakan pakaian lengkap dan sepatu, namun kondisi mayat sudah tidak utuh.

Diperkirakan korban sudah meninggal selama 2 minggu.

EVAKUASI MAYAT - Polisi melakukan evakuasi mayat laki-laki berinisial DKP (20) yang ditemukan tewas mengambang di dalam kawasan Reservoir Siranda, Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Sabtu (16/8/2025).
EVAKUASI MAYAT - Polisi melakukan evakuasi mayat laki-laki berinisial DKP (20) yang ditemukan tewas mengambang di dalam kawasan Reservoir Siranda, Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Sabtu (16/8/2025). (IST)

4. Korban sempat berkelahi

Polisi menemukan bukti baru terkait temuan mayat tersebut.

Korban sempat berkelahi dengan seseorang sebelum ditemukan tewas mengambang di penampungan air peninggalan zaman Belanda tersebut.

"Korban sempat berkelahi dengan seseorang di sebuah tempat hiburan," papar Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polrestabes Semarang AKBP Andika Dharma Sena, Selasa (19/8/2025).

Keluarga korban sudah mencari keberadaannya sejak Rabu, 30 Juli 2025 dengan menanyakan kepada sejumlah saksi salah satunya pihak keamanan Hotel Five Jalan Siranda.

Menurut keterangan dari pihak keamanan Hotel yang diterima keluarga, melihat ada keributan pada Selasa 29 Juli 2025 pukul 04.00 WIB.

5. Korban tidur di jalan

Selepas perkelahian itu, korban tampak berjalan sendirian lalu tidur di pinggir jalan.

“Korban diduga dalam pengaruh alkohol. Ini akan kami pastikan lagi dengan hasil forensik,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polrestabes Semarang AKBP Andika Dharma Sena

Korban juga sempat mencoba masuk ke rumah seorang warga dengan memanjat tembok pagar rumah tetapi gagal.

"Habis manjat rumah warga itu sudah tidak lagi terlihat kamera CCTV," terangnya.

6. Masyarakat Resah

Organisasi masyarakat (Ormas)  Forum Peduli Aset Kota Semarang desak PDAM menerangkan keberadaan sesosok mayat laki-laki yang mengapung di reservoir Siranda, Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur.

Ketua Forum Peduli Aset Kota Semarang, Subiyanto mengatakan hingga saat ini belum ada penjelasan dari PDAM kenapa jasad pria itu berada di dalam reservoir selama dua Minggu. Hal ini membuat resah warga khususnya pelanggan PDAM.

"Kejadian itu membuat dampak psikis, contohnya putri saya yang lokasi tinggalnya jauh saat mau cuci muka takut kualitas air itu," ujarnya, Selasa (19/8/2025).

7. Kemungkinan akan ajukan gugatan

Rencananya forum tersebut akan membuka posko pengaduan dan menggelar pertemuan secara resmi. 
Pihaknya akan menampung segala keluhan masyarakat di sekitar resevoir Siranda.

"Jika memungkinkan kami ajukan gugatan secara class action," tuturnya.

Dia menyesalkan kepada PDAM yang tidak menjaga reservoir yang merupakan obyek vital. Pihaknya memastikan   telah ada anggaran untuk mengelola obyek vital tersebut.

"Dari PDAM harus menjelaskan. Kalau tidak penjelasan akan desak terus untuk menjelaskan," tutur Subiyanto.

8. Klarifikasi PDAM 

PDAM Tirta Moedal sudah melakukan pembersihan di reservoir Siranda menggunakan disinfektan.

Direktur Utama, Yudi Indardo menyebut, pihaknya telah memastikan air dari reservoir tersebut tidak digunakan untuk pelayanan masyarakat dalam beberapa bulan terakhir.

Pihaknya mengklaim, reservoir Siranda berfungsi sebagai cadangan atau backup. Adapun sudah sekitar dua bulan, air tersebut tidak dialirkan kepada masyarakat. 

"Reservoir Siranda itu memang bagian dari sistem kita. Tapi memang hanya backup sistem. Jika ada trouble, baru air dari Siranda dialirkan. Dan sebulan lebih ya, 2 bulan mungkin, enggak ada trouble. Jadi memang reservoir itu dalam posisi tidak difungsikan pada saat ada kejadian," jelas Yudi dihubungi Tribun Jateng, Minggu (17/8/2025).

9. Sudah Dikuras

Setelah kejadian tersebut, pihaknya langsung melakukan tindak lanjut dengan pengosongan dan pembersihan total reservoir.

“Tadi malam kami bekerja keras membersihkan (isi reservoir). Kami kuras, kami bersihkan dengan klorin murni dan disinfektan. Kami isi kembali juga enggak penuh itu, tetapi belum difungsikan, karena memang hanya akan digunakan jika ada trouble di sistem utama kami dari instalasi Gajah Mungkur,” tambahnya.

Menurut dia, air yang dialirkan tersebut di antaranya ke wilayah Simpang Lima dan sekitarnya.

Yudi menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir akan kualitas air yang dikonsumsi, karena sejak dua bulan terakhir, air yang disalurkan ke masyarakat berasal dari instalasi pengolahan Gajah Mungkur, tanpa melibatkan reservoir Siranda.

10. Akan Dipasang CCTV

Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Semarang, Yudi Indardo menyebut ke depan pihaknya akan meningkatkan pengawasan terhadap fasilitas aktif maupun non-aktif, termasuk di area Reservoir Siranda.

Menurutnya, pengawasan di antaranya dilakukan dengan pemasangan CCTV di titik-titik kritis.

"Untuk fasilitas yang difungsikan atau tidak difungsikan, harusnya tetap harus ada semacam CCTV, ya.

Memang CCTV ini masih mau ditaruh di beberapa fasilitas kita, karena kita kebetulan sedang bangun juga operating control center (OCC). Jadi OCC kita lagi bangun dan CCTV itu bagian dari OCC yang kita bangun," terang Yudi, Selasa (19/8/2025).

Yudi mengungkapkan, insiden ini menjadi pembelajaran bagi PDAM. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved