Kabar Terbaru Satria Kumbara Tentara Bayaran Rusia Asal Ambarawa, Terluka dalam Pertempuran
Kabar tak sedap kembali datang dari Satria Arta Kumbara, mantan Marinir TNI AL yang bergabung dengan militer Rusia
TRIBUNJATENG.COM - Kabar tak sedap kembali datang dari Satria Arta Kumbara, mantan Marinir TNI AL yang bergabung dengan militer Rusia.
Pria asal Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah itu terbaru dilaporkan mengalami luka parah di bagian kepala.
Luka itu ia dapatkan setelah dalam pertempuran, pasukan Rusia dikepung drone kamikaze dan dihujani mortir oleh pasukan Ukraina.
Sebelumnya, Satria juga sempat menjadi sorotan lantaran video viral dimana dia mengatakan ingin pulang ke Indonesia.
Baca juga: Fakta Baru Satria Arta Kumbara Eks TNI AL: Hidup Hedon, Punya Utang Rp 750 Juta dan Judi Online
Kondisi terkini Satria terungkap dalam video yang diunggah Ruslan Buton, mantan perwira TNI, yang menunjukkan wajah Satria berlumuran darah dan kepala dibalut perban.
Dalam keadaan lemah, Satria sempat menyampaikan ucapan Dirgahayu RI dan harapan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Satria Arta Kumbara adalah mantan prajurit Marinir TNI Angkatan Laut dengan pangkat terakhir Sersan Dua (Serda). Ia pernah bertugas di Inspektorat Korps Marinir (Itkormar), Cilandak, Jakarta Selatan.
Karier militernya berakhir setelah ia melakukan desersi—meninggalkan tugas tanpa izin—pada 13 Juni 2022.
Akibat pelanggaran tersebut, ia dijatuhi hukuman penjara satu tahun dan dipecat secara tidak hormat dari TNI AL berdasarkan putusan pengadilan militer.
Setelah pemecatannya, Satria bergabung sebagai tentara bayaran dalam Russian Special Military Operations dan ikut bertempur di Ukraina.
Dalam video permintaan maaf yang viral, ia mengaku bergabung karena alasan ekonomi dan tidak memahami konsekuensi hukum dari tindakannya.
Ia menyatakan bahwa keputusan itu diambil demi mencari nafkah, bukan untuk mengkhianati Indonesia.
Karena bergabung dengan militer asing tanpa izin Presiden, Satria secara otomatis kehilangan status sebagai Warga Negara Indonesia, sesuai Pasal 23 UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan.
Untuk kembali menjadi WNI, ia harus mengajukan permohonan naturalisasi, namun masih terikat kontrak militer di Rusia.
Jika pulang ke Indonesia, ia juga harus menghadapi konsekuensi hukum atas desersi.
Kini, Satria Arta Kumbara kembali menjadi şorottan.
Mantan Marinir TNI AL yang bergabung dengan tentara Rusia dalam pertempuran di garis depan melawan Ukraina, Satria Arta Kumbara, kini dalam kondisi terluka parah.
Kondisi Satria tersebut diketahui dalam video yang tampilkan Ruslan Buton yang juga mantan TNI, melalui akunnya Tiktoknya, Kamis (21/8/2025).
Dalam video tersebut terlihat kondisi kepala Satria yang dibalut perban.
Bekas aliran darah yang turun dari kepala masih terlihat di bagian pipi kirinya.
Demikian juga di bagian bibirnya masih terlihat gumpalan darah.
Dalam video tersebut, dengan susah payah, Satria mengucapkan selamat Dirgahayu Republik Indonesia.
"Dirgahayu Republik Indonesia,"
"Mudah-mudahan, rakyat semakin sejahtera, tercipta lapangan kerja yang banyak untuk kesejahteraan rakyat,"
"Sekali merdeka tetap merdeka," ucap Satria.
Video tersebut merupakan kiriman Satria kepada Ruslan Buton melalui aplikasi chating WhatsApp.
Dalam percakapan itu, Satria mengatakan bahwa dirinya dikepung drone Kamikaze Z dan ditembaki mortir.
"Saya dievakuasi mundur sekarang komandan, tetapi lagi transit di titik poin lain karena drone dan artileri Ukraina sedang maksimal kerja," tulis Satria.
"Saya harus jalan 10 kilometer lagi ke titik aman komandan," tambahnya dalam chatingan berikutnya.
Setelah itu chat terputus. Terlihat ada riwayat panggilan video dari Ruslan Buton dan juga voice note. Tetapi tidak ada balasan lagi dari Satria.
Sementara Ruslan Buton dalam video postingannya menyampaikan, komunikasinya dengan Satria terjadi pada hari Rabu 20 Agustus 2025, tepat pukul 15.58 Wib..
"Saya berkomunikasi dengan Staria Arta Kumbara melalui chat WA," katanya.
Ruslan Buton menyampaikan bahwa Satria saat ini sedang dalam proses evakuasi karena terluka parah di bagian kepala.
Satria disebutkan Ruslan, tidak hanya mendapat serangan drone, tetapi juga mendapat tembakan mortir yang bertubi-tubi.
"Saudara Sartria Arta Kumbara mengalami cedera terkena percikan peluru dan kepalanya penuh luka," ucap Ruslan Buton.
Satria lanjut Ruslan Buton, juga meminta doa dari seluruh rakyat Indonesia agar bisa selamat dari kondisi tersebut.
Begitu mengetahui kondisi Satria, Ruslan Buton mengaku mencoba menghiubunginya melalui video call, namun statusnya hanya memanggil, tidak berdering.
"Kemudian saya kirim voice note (catatan suara), juga hanya centang satu," timpalnya.
Ruslan Buton berharap Satria Arta Kumbara bisa selamat dari perang tersebut.
"Kita juga berharap Pemerintah bisa memfasilitasi saudara Satria Arta Kumbara agar bisa kembali bergabung bersama keluarganya," harap Ruslan Buton.
Satria, baru-baru ini menyatakan ingin kembali ke Indonesia dan memohon menjadi WNI lagi.
Dalam video permintaan maaf yang viral, Satria mengaku menandatangani kontrak dengan militer Rusia karena alasan ekonomi tanpa memahami konsekuensi hukum.
Namun demikian, status kewarganegaraannya telah dicabut karena ia melanggar Pasal 23 UU Nomor 12 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa WNI yang bergabung dengan dinas militer asing tanpa izin Presiden otomatis kehilangan status sebagai warga negara Indonesia.
Untuk kembali menjadi WNI, Satria harus mengajukan naturalisasi, tetapi ia masih terikat kontrak militer di Rusia. Jika kembali ke Indonesia, ia harus menghadapi konsekuensi hukum atas desersi
Siapa Ruslan Buton?
Lalu siapa Ruslan Buton yang berkomunikasi dan mengabarkan kondisi Satria Arta Kumbara?
Ruslan Buton merupakan mantan perwira TNI AD yang dipecat dari TNI karena terlibat kasus pembunuhan.
Pria kelahiran 4 Juli 1975 ini memiliki pangkat terakhir di TNI AD sebagai Kapten Infanteri.
Setelah bebas pada tahun 2019, Ruslan Buton membentuk kelompok mantan prajurit TNI dari 3 matra, yaitu Darat, Laut dan Udara yang disebut Serdadu Eks Trimatra Nusantara.
Ia lantas menyebut dirinya sebagai Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara.
Menurut Ruslan, Yayasan ini lahir dari ide para mantan tentara untuk melanjutkan perjuangan mereka membela Ibu Pertiwi.
Kelompok ini secara resmi dideklarasikan pada 25 Januari 2020 lalu. (Tribunnews)
| Domba Lokal Adu Gaya dan Ketangkasan saat Bupati Semarang Cup di Pasar Hewan Ambarawa |
|
|---|
| Keseruan Murid SMPN 3 Ambarawa Kabupaten Semarang Pertama Kali Menyantap Menu MBG |
|
|---|
| Kostum Megah, Cahaya Gemerlap, dan Kemeriahan di Palagan Night Carnival 2025 Ambarawa |
|
|---|
| Cicipi Nikmatnya Serabi Ngampin Ambarawa Saat Hangat |
|
|---|
| 36 Pedagang Pasar Projo Ambarawa Berangkat Umrah Bareng, Tabungan Harian Jadi Jalan ke Tanah Suci |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20260823_satria.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.