Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kebakaran Sumur di Blora

Duka 4 Korban Tewas, Bupati Blora Tegas Tutup Sumur Minyak Ilegal di Tengah Permukiman

Bupati Blora, Arief Rohman menegaskan sumur-sumur minyak masyarakat yang lokasinya berada di tengah pemukiman akan ditutup.

Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: raka f pujangga
Iqbal/Tribunjateng
KEBAKARAN SUMUR - Petugas Pertamina saat melakukan pengecekan kandungan gas pada titik sumur minyak yang sempat terbakar di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Minggu (24/8/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Bupati Blora, Arief Rohman menegaskan sumur-sumur minyak masyarakat yang lokasinya berada di tengah pemukiman akan ditutup.

Hal itu buntut dari kebakaran salah satu sumur minyak yang ada di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora yang menewaskan empat orang, dan satu balita masih kritis.

Diketahui di Dukuh Gendono, terdapat beberapa sumur minyak yang lokasinya berada di tengah-tengah pemukiman padat penduduk.

Baca juga: Tim Gabungan Beberkan Teknik Pemadaman Kebakaran Sumur Minyak Blora, Salah Satunya Disuntik Air Asin

Beberapa sumur itu, kini telah dipasang garis polisi.

Bupati Blora, Arief Rohman, mengatakan adanya sumur minyak masyarakat di area pemukiman warga sangat berbahaya.

"Jadi nanti akan kita kaji dengan Kementerian ESDM, maupun dengan ESDM provinsi, dengan SKK Migas. Ini kan terkait identifikasi usulan terhadap sumur masyarakat yang tentunya membahayakan yang itu di sekitar masyarakat, rumah penduduk ya nanti kita rekomendasi tentunya kita tutup ya."

"Jadi sumur-sumur yang diizinkan adalah sumur-sumur yang memang secara existing ini aman dan sesuai dengan ketentuan," jelasnya, saat ditemui usai meninjau lokasi bekas titik sumur yang sempat terbakar, Minggu (24/8/2025).

KEBAKARAN SUMUR - Petugas saat berupaya memadamkan api kebakaran sumur minyak di Blora, Sabtu (23/8/2025).(Iqbal/Tribunjateng)
KEBAKARAN SUMUR - Petugas saat berupaya memadamkan api kebakaran sumur minyak di Blora, Sabtu (23/8/2025).(Iqbal/Tribunjateng) (Iqbal/Tribunjateng)

Sementara itu, salah seorang warga, Suyarmi (42), berharap sumur-sumur minyak yang ada di Dukuh Gendono, yang lokasinya berada di area pemukiman warga untuk ditutup.

"Yang saya harapkan, semuanya (sumur minyak di Dukuh Gendono) ditutup, Mas," jelasnya.

Sebelum kejadian kebakaran sumur minyak ini, para warga di Dukuh Gendono, juga terkadang bekerja untuk mengambil minyak dari sumur menggunakan jeriken, kemudian diangku ke mobil.

"Beberapa sumur yang ada kan sudah beroperasi, jadi saya dan warga lain itu ada yang ikut kerja ngangkut minyak, menggunakan jeriken, dipikul satu jeriken dua orang, dibawa ke mobil."

"Kalau sehari paling dibayar Rp 40 ribu, sampai Rp 80 ribu, tergantung banyaknya minyak," terangnya.

Suyarmi ikut bekerja mengangkut minyak itu baru 10 hari. Namun untuk lokasi dia bekerja mewadahi minyak itu, bukan di sumur minyak yang sempat kebakaran. Tapi di sumur minyak lain, yang lokasinya juga berdekatan dengan pemukiman.

"Kalau pekerjaan sehari-hari tani mas, tapi karena ada sumur minyak, jadi ikut serabutan buat tambah-tambah penghasilan," terangnya.

Namun setelah kejadian kebakaran sumur minyak yang menewaskan empat orang itu, Suyarmi mengaku tidak akan lagi ikut kerja di sumur minyak yang ada.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved