Universitas Harkat Negeri
Gita Wirjawan Ajak Mahasiswa Universitas Harkat Negeri Siap Hadapi 2045
Ratusan peserta ikuti kuliah umum bersama tokoh nasional Gita Wirjawan di Aula Kampus Mataram Universitas Harkat Negeri, Kota Tegal.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Ratusan peserta ikuti kuliah umum (Public Lecture) bersama tokoh nasional Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan RI periode 2011–2014 sekaligus host program Endgame, dengan tema “Navigating the Future: How Lifelong Learning Shapes Future’s Leaders.”
Acara berlangsung di Aula Kampus Mataram Universitas Harkat Negeri, Kota Tegal, pada Kamis (21/8/2025).
Kuliah umum dihadiri oleh sivitas akademika, mahasiswa, pimpinan Perguruan Tinggi dan akademisi serta praktisi di wilayah Tegal, mitra universitas dan masyarakat umum.
Rektor Universitas Harkat Negeri, Sudirman Said, dalam sambutannya menegaskan pentingnya forum semacam ini untuk membuka ruang diskusi strategis mengenai arah pendidikan ke depan.
“Kita beruntung hari ini mendapat wawasan dan pencerahan dari Gita Wirjawan."
"Harapannya forum ini menjadi produktif, forum yang memberi penjelasan dan penerangan tentang arah kita ke depan."
"Pendidikan adalah jalan bagi peserta didik untuk berpikir secara normatif,” ujar Sudirman.

“Terima kasih atas kehadiran Pak Gita yang sudah berbagi wawasan dan pengetahuan."
"Insya Allah ini akan membuka proses-proses belajar selanjutnya,” tambah Sudirman Said.
Baca juga: Sosok Sudirman Said Mantan Menteri Jadi Rektor Universitas Harkat Negeri di Tegal
Dalam kuliahnya, Gita Wirjawan menekankan bahwa masa depan bangsa menuju 2045 sangat bergantung pada kemampuan masyarakat untuk terus belajar dan menyerap ilmu pengetahuan.
“Bangsa kita menuju 2045 dalam 20 tahun ke depan, sangat tergantung arah dan kecepatan proses transformasi, sejauh mana kita mau mengkonsumsi ilmu,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan bahwa tantangan Indonesia bukan hanya dalam aspek kognitif, tetapi juga dalam pemerataan distribusi pengetahuan.
“Feodalisme dan kolonialisme sangat berkorelasi dengan inkapasitas bangsa untuk melakukan distribusi kognisi."
"Kita sering membanggakan demokrasi terbesar ketiga di dunia, tapi itu baru sebatas distribusi suara."
"Kita masih kurang piawai dalam mendistribusikan public goods seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, serta nilai moral dan sosial,” jelasnya.
Gita menambahkan, keberhasilan sebuah bangsa akan ditentukan oleh budaya yang mampu menumbuhkan imajinasi, ambisi, dan keberuntungan pada generasi mudanya.
“Saya percaya kalau kita mendidik anak-anak dengan budaya yang nyambung dengan perfeksionisme, itu akan membawa Indonesia lebih indah dan keren dari sekarang."
"Kesuksesan seseorang bertumbuh dengan tiga atribut: imajinasi, ambisi, dan keberuntungan."
"Ambisi dan imajinasi hanya bisa tumbuh jika ada guru yang berperan sebagai teladan."
"Maka investasi terbesar kita seharusnya ada pada guru,” tegasnya.
Melalui kuliah umum ini, Universitas Harkat Negeri menegaskan komitmennya untuk menghadirkan tokoh-tokoh inspiratif yang dapat memberi perspektif baru dalam menghadapi tantangan masa depan, sekaligus menanamkan semangat lifelong learning pada generasi muda Indonesia.
Baca juga: Universitas Harkat Negeri Resmi Berdiri, Usung Keunggulan Sains dan Ilmu Terapan
Momen kuliah umum ini menjadi penting, selain kehadiran tokoh nasional Gita Wirjawan, dalam kesempatan yang sama, resmi dibentuk komunitas epistemik, yang fokus pada kajian riset keilmuan lintas bidang, dengan anggota para akademisi yang ada di wilayah Tegal, Brebes dan sekitarnya.
Universitas Harkat Negeri berkomitmen pada pengembangan pendidikan dan membuka wawasan global dengan menghadirkan berbagai tokoh global.
Pada kuliah umum sebelumnya telah hadir Beth Holt dari Harvard Medical School, Najwa Shihab, dan kali ini dengan Gita Wirjawan.
Akan hadir juga peneliti dari Kyoto University, Eks Duta Besar Jepang bagi Indonserta, Wakil Ketua KPK, Kepala BNN serta masih banyak pakar yang akan berbagi ilmunya di Universitas Harkat Negeri pada beberapa pekan mendatang.
Selain itu, beberapa tokoh juga bergabung dengan Universitas Harkat Negeri untuk memperkuat pengembangan kampus, seperti Diah Satyani Saminarsih Founder dan CEO CISDI, Irendra Radjawali seorang pakar ekologi-politik dengan latar belakang teknik dan keahlian kuat di bidang ilmu data dan kompleksitas, John Paterson Founder Yayasan Sastra Lestari. (Laili S/***)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.