TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Penggagalan pengiriman beras operasi pasar yang sedianya diedarkan di wilayah Semarang, Demak, Pati oleh tim satgas pangan diapresiasi oleh Kepala Divisi Regional Bulog Jateng, Djoni Nur Ashari.
Ia berharap dengan kinerja tim satgas pangan harga beras di wilayah Jateng bisa tetap terjaga.
Djoni juga menginginkan beras tersebut nantinya kembali diperuntukkan dalam kegiatan operasi pasar.
"Saat ini kami juga masih menunggu hasil penyelidikan kepolisian hasilnya siapa yang bersalah, itu nanti akan berdampak pada sanksi yang harus kami berikan, jika benar kesalahan di mitra bulog maka jelas akan ada sanksinya," jelas Djoni ketika dihubungi Tribun Jateng, Rabu (17/1).
Sanksi yang diberikan menurutnya akan sangat bergantung kepada pemeriksaan polisi. Bisa mulai hanya dengan surat teguran tertulis, sampai dengan pemutusan sebagai mitra bulog.
Ia menambahkan pada prinsipnya mitra bulog boleh saja menjual langsung ke pasar atau ke jaringannya. "Yang harus dipastikan adalah ketika beras dijual ke konsumen akhir untuk Jateng harganya tidak boleh melebihi harga eceran tertinggi (HET)," bebernya.
Ia mengaku terkejut ada kabar mitra bulog yang terlibat dalam penyaluran beras operasi pasar ke luar Jateng.
Menurutnya pihaknya dengan mitra sudah punya komitmen dalam pakta integritas dimana mitra berkewajiban membantu operasi pasar untuk mengendalikan harga dengan menjaga HET.
"HET itu intinya ketika sampai dengan konsumen akhir siapapun yang menjual beras operasi pasar, harga berasnya tidak boleh lebih dari Rp 9.350, kalau di bawah itu boleh seperti di Cilacap dijual Rp 9.000, tergantung dari situasi harganya," pungkasnya.
Kepala Gudang Bulog Katonsari Demak, Sartono enggan mengomentari masalah tersebut.
Ia menyerahkan klarifikasi sepenuhnya kepada Bulog Divisi Regional Jawa Tengah, yakni Kepala Bulog Divre Jateng.
"Saya hanya staf yang berhak jawab pimpinan saya. Agar klarifikasinya satu pintu," kata pria berkumis tersebut saat di temui di ruang kerjanya, Jalan Raya Katonsari, Demak, Rabu (17/1) sore.
Sartono kemudian mengajak untuk melihat-lihat stok beras yang ada di gudang. Menurutnya, saat ini kondisi ketersediaan beras di Bulog Demak cenderung berlebih atau berada di posisi 4.800 ton.
"Tadi pagi kami mengeluarkan beras untuk pengiriman antarbulog, dan Operasi Pasar (OP) masih ada stok 4.800 ton. Terkait pengeluaran selama hari ini masih dihitung," katanya.
Sepanjang 2017 saja, total Bulog Demak menampung 19 ribu ton beras atau merupakan pencapaian tertinggi ketiga setelah Bulog Purwodadi dan Cilacap. (Tribunjateng/cetak/Val/hei)