Saya berasal dari keluarga biasa saja, tidak lahir dari keluarga tokoh besar, maka berusaha banyak belajar dan meneladani tokoh-tokoh besar tersebut seperti Bung Karno, Jenderal Besar Soedirman dan Bung Hatta, saya kira upaya itu juga yg dilakukan semua anak bangsa," tulisnya.
Diketahui sebelumnya, Dahnil bersama tim pemenangan Prabowo-Sandi mengunggah sebuah video dan menyebut bahwa Prabowo-Sandi seperti bagian baru dari model Soekarno dan Bung Hatta.
Baca: Cerita Idrus Marham yang Pernah Minta 30 Mobil Jenazah saat Jadi Mensos
Baca: Oase dari Timnas U-19
Baca: Ini Kronologi Kematian Sekeluarga Pengusaha di Palembang
Baca: Ahsan/Hendra Gagal Melaju di French Open
"Kalau bagi saya, nih mereka (Prabowo Subianto-Sandiaga Uno) seperti bagian baru dari model Bung Karno dan Bung Hatta.
Pak Prabowo itu seperti kombinasi Bung Karno dan Jendral Soedirman. Sedangkan Sandi itu adalah bagian baru dari Bung Hatta,maka dari itu mereka pantas menjadi presiden dan wakil presiden" kata Dahnil Anzar Simanjuntak.
Lantas video tersebut emndapat tanggapan dari cucu Bung Hatta, Gustika Jusuf.
Gustika Jusuf Hatta mengaku enggan sang kakek disamakan dengan calon wakil presiden nomor urut2, Sandiag Uno.
Dikutip TribunJateng.com, melalui akun Twitter @Gustika Kamis (25/10/18).
Mulanya, Gustika Yusuf mengaku dirinya bukanlah orang yang memiliki kesabaran tinggi.
Ia merasa tidak terima jika sang kakek disamakan dengan Sandiaga Uno.
"Untuk orang yg kesabarannya minus kyk gue gini denger kakek gue disamain sama sandiaga uno rasanya mau muntah. every. single. time. waktu pilpres.
why. cant. you find. your own fucking voice.
hatta is hatta, you is you. i am a hatta, but i ain't bung hatta," tulisnya.
Baca: Warga Plumbon Unjuk Rasa di Kantor Bupati Semarang Meminta Kepala Desanya Dinonaktifkan
Baca: Pernyataan Jokowi soal Politisi Sontoloyo, Timses Prabowo: Beliau Pendendam
Baca: Terungkap, Sosok yang Dimaksud Politisi Sontoloyo oleh Presiden Jokowi
Baca: Sindir Jokowi, Fahri Hamzah: Bebas untuk Tidak Setuju dengan Pemerintah
Setelah itu, Gustika Yusuf kembali menuliskan cuitan bahwa dirinya terbawa perasaan ketika sang kakek harus disamakan dengan Sandiaga.
Menurutnya, sang kakek adalah tokoh koperasi, sementara Sandiaga adalah tokoh korporasi.
Gustika Yusuf bahkan menyebut bahwa sang kakek adalah negarawan, sementara Sandiaga adalah politisi.
"Ya memang baper... Menurut ngana!? Yang satu tokoh korporasi, yang satu tokoh koperasi. Satu politisi, satu negarawan. Bicara soal kejujuran dan prinsip ekonomi, Bung Hatta seorang sosialis yang tidak mungkin namanya muncul di Panama Papers," tulis Gusyika Yusuf. (TribunJateng.com/Woro Seto)