"Saya setiap sore pasti lihat Karyono berada di pinggir warung saya.
Berteduh di bawah pohon.
Empat hari setelah dijemput itu, tiba-tiba tidak terlihat.
Saya saat itu merasa khawatir karena tidak tahu kalau ada yang jemput.
Jangan-jangan dia masuk jurang sebab di sini juga ada jurang-jurang yang terjal," terangnya.
Dia kemudian baru tahu kalau sudah ada keluarga yang menjemput Karyono.
Saat itulah, Warsun merasa amat kehilangan kendati juga merasa senang.
Sepengamatan Warsun, Karyono sesekali merokok atau makan di bawah pohon.
Kemudian duduk melamun di pinggiran jalan masuk.
"Saya pernah melihat dia diberi uang Rp 5.000 oleh pengunjung telaga.
Terus dia kantongi dan membeli rokok di warung sebelah.
Berarti dia masih tahu apa fungsi uang," ungkapnya.
Karyono ketika membeli rokok itu tidak berbicara sama sekali.
Dia hanya menunjuk bungkus rokok yang ada di dalam toples.
Kadang dia juga mendapat rokok dari pengunjung.