Mantan KSAL: Pernyataan Prabowo Sangat Membahayakan, Membuat Rakyat Tak Percaya TNI

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) bersama Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) memberikan orasi politik saat kampanye terbuka di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (10/4/2019). Kampanye terbuka bertema Prabowo Menyapa tersebut dihadiri partai pendukung, relawan dan tokoh nasional Koalisi Adil Makmur.

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana (Purn) Bernard Kent Sondakh meminta calon presiden Prabowo Subianto meluruskan pernyataannya soal kondisi pertahanan Indonesia.

Pasalnya, menurut dia, pernyataan Prabowo tersebut bisa meruntuhkan kepercayaan rakyat kepada TNI.

"Yang lebih penting, pernyataan itu, menurut saya, sangat membahayakan. Itu bisa membuat rakyat Indonesia enggak percaya lagi kepada institusi TNI," ujar Bernard ketika berbincang-bincang dengan wartawan di kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (10/4/2019).

Hal itu disampaikan Bernard menanggapi pernyataan Prabowo saat debat keempat Pilpres, bahwa pertahanan Indonesia lemah.

Ditanya Apakah Prabowo Bisa Mengurus Negara? Moeldoko Jawab Tegas dan Singkat

Hotman Paris Merasa Janggal dengan Hasil Visum Audrey: Saya Sudah Bicara dengan kakek Audrey

Ridwan Kamil Bersitegang dengan Tengku Zulkarnain di Twitter, Tuding RK Terima Dana Suap Meikarta

Prabowo Tak Dapat Izin Kampanye di Simpanglima Semarang, Begini Penjelasan Wali Kota Hendi

Menurut Bernard, pola pikir Prabowo mengenai pertahanan negara, sangat konvensional.

"Memang kalau berpikirnya secara konvensional, ya wajar dia bilang militer kita rapuh, pertahanan kita lemah," ujar Bernard.

Bernard menyebut, pemikiran seperti itu berawal dari sekitar tahun 1950.

Negara mengirimkan banyak perwira Angkatan Darat untuk belajar ilmu pertahanan dan militer di Yugoslavia.

Di sanalah para perwira itu menerima konsep-konsep perang rakyat semesta.

Sekembalinya dari Yugoslavia, para perwira tersebut menyusun strategi pertahanan Indonesia yang dinamai "defensif aktif".

"Konsep dari defensif aktif ada lima. Memukul musuh di pangkalan, memukul musuh di perjalanan, memukul musuh di pintu masuk wilayah kita, memukul musuh ketika ia mendarat dan memukul musuh ketika dia masuk di wilayah kita," papar Bernard.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Bernard Kent Sondakh. (Fabian Januarius Kuwado)

"Tapi bagaimana mungkin kita memukul musuh di pangkalan? Sulit. Kalau memukul di perjalanan, bisa setengah-setengahlah. Apalagi di wilayah kita, itu masih mungkin. Konsep ini sulit diimplementasikan," lanjut dia.

Oleh sebab itu, konsep pertahanan mengalami perubahan menjadi stabilitas indepth dan saat ini menjadi strategi pertahanan nusantara di mana lebih mementingkan menjaga kedaulatan wilayah NKRI mengandalkan radar maritim dan udara.

Selain itu, konsep pemikiran pertahanan defensif aktif adalah berpikir "head to head".

Pemikiran ini kira-kira berisi, apabila negara musuh memiliki 5 rudal, kita juga harus memiliki 5 rudal.

Halaman
123

Berita Terkini