Keharuan di Akmil Magelang Saat Dokter Vincentius Dilantik Panglima TNI: Dia Umat Konghucu Pertama

Penulis: yayan isro roziki
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dengan disaksikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, perwira karier TNI Angkatan Udara (AU), dokter Vincentius Tan, menandatangani berita acara pelantikan dalam Prasetya Perwira Prajurit Karier TNI Tahun Anggaran 2019, di Lapangan Sapta Marga komplek Akademi Militer (Akmil), Kota Magelang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (11/7).

TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - ‎Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto, melantik 169 perwira karier TNI dari tiga matra: darat, udara, dan laut.

‎Prasetya Perwira Prajurit Karier TNI Tahun Anggaran 2019, dilaksanakan di Lapangan Sapta Marga komplek Akademi Militer (Akmil), Kota Magelang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (11/7/2019).

‎‎Dalam pelantikan itu, Bhineka Tunggal Ika, kembali menemui peneguhannya.

169 perwira karier yang diambil sumpahnya berasal dari multi suku, agama, dan ras.

Satu di antara perwira karier yang dilantik adalah dokter Vincentius Tan, seorang umat Khonghucu, putra Bangka Belitung.

Ia menjadi perwira karier di Angkatan Udara (AU).

Ini Pesan Terakhir Retno, Korban Meninggal Kecelakaan Tabrak Lari di Overpass Manahan Solo

Perampok Balaraja Ditangkap Berkat CCTV, Polresta Solo Bisa Ungkap Tabrak Lari di Overpass Manahan?

Kejamnya Penabrak Retno di Overpass Manahan, Hari : Saya akan Cari Sampai Ketemu

Karni Ilyas Langsung Bantah Pernyataan Ferdinand Hutahaean Soal Kecurangan, Nada Suaranya Tinggi

Sejak Konghucu disahkan sebagai satu dari agama yang ‎diakui keberadaannya oleh pemerintah, semasa Presiden ke-4 Republik Indonesia (RI), KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ini merupakan pertama kalinya umat agama tersebut dilantik jadi perwira militer.

Bahkan, boleh jadi, Vincentius Tan merupakan satu-satunya umat Khonghucu yang saat ini menjadi anggota keluarga besar Tentara Nasional Indonesia.

Setidaknya, demikian pengakuan Jiao Sheng (pemuka agama Konghucu, red) Andi Gunawan.

Ia merupakan Jiao Sheng (JS) yang mendampingi Vincentius saat pengambilan sumpah oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing.

"Setahu saya, ini pertama kalinya Konghucu mendapimpingi pelantikan di institusi militer.

Itu berdasarkan surat dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu (Matakin) Jakarta, yang saya terima," ‎ujar Andi, saat ditemui usai upacara pelantikan.

Dengan disaksikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, perwira karier TNI Angkatan Udara (AU), dokter Vincentius Tan, menandatangani berita acara pelantikan dalam Prasetya Perwira Prajurit Karier TNI Tahun Anggaran 2019, di Lapangan Sapta Marga komplek Akademi Militer (Akmil), Kota Magelang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (11/7). (Tribunjateng.com/Yayan Isro Roziki)

Andi merupakan JS asal Semarang.

Secara khusus, ia diminta mendampingi pengambilan sumpah Vincentius saat ‎Prasetya Perwira Prajurit Karier TNI Tahun Anggaran 2019 itu.

"Saya dari Semarang. Sejak Senin kemarin di sini, mengikuti rangkaian kegiatan, mulai dari gladi kotor, gladi bersih, hingga rampung ini," tuturnya.

Diakui, sebagai JS ia merasa bangga dan haru.

Akhirnya ada umat yang berkarier di dunia militer, menjadi perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI).

‎ "Vincentius ini seorang dokter, yang kemudian memilih berkarier di milier, ingin mengabdikan dirinya bagi nusa-bangsa, saya bangga dan haru.

Bagi saya, ini sesuatu yang baru. Semoga ke depan umat Khonghucu semakin dapat berkarya untuk bangsa dan negara, di berbagai bidang," tuturnya.

Tekad Membaja Wujudkan Cita-cita Masa Kecil

Terpisah, saat dihubungi tribun-medan.com, Vicentius mengaku jika bergabung dengan TNI adalah cita-citanya sejak kecil.

Bahkan pendidikan semi-militer sudah ia ikuti sejak 2016.

Kala itu Vincentius Tan bergabung dengan Resimen Mahasiswa (Menwa) Kader Perintis Batalyon A Universitas Sumatera Utara (USU) Mahatara.

"Saya mahasiswa kedokteran di Universitas Sumatera Utara. Selama kuliah saya aktif di Menwa USU. Bergabung dengan TNI sudah lama saya cita-citakan," jelasnya, melalui saluran telepon.

"Ini juga perintis bagi kami (Khonghucu) minoritas untuk menempuh karir di TNI," sambungnya.

Meski sudah lama ia cita-citakan, berkecimpung ke dunia militer tak mendapat lampu hijau dari keluarga besarnya. Hal ini mendapat penolakan dari ibunya, Viki Susanti.

"Hidup tentara itu keras. Tidak usah masuk TNI," ucap Vincentius menirukan ucapan ibunya.

Namun tekah telah membaja dalam diri pria berusia 25 tahun. Ia tetap mendaftarkan diri menjadi calon taruna perwira karier. Pada akhirnya, Vincentius pun dilantik pada 11 Juli 2019 dengan menyandang pangkat Letnan Dua (Letda).

Air matanya tak terbendung setelah melihat ayah dan ibunya menghampiri dirinya.

"Setelah dilantik, saya cium kaki ibu. Maaf sudah membantah, bukan tidak mau mendengarkan tapi ini untuk membuat ibu bangga," tuturnya.

Berbagai ucapan pun berdatangan dari rekan-rekan semasa kecil dan kawan kuliah di Universitas Sumatera Utara (USU). Linimasa instagramnya dipenuhi capture ucapan selamat. Ia lantas menceritakan sosok yang tak akan pernah ia lupa saat pelantikan.

"Andreas, dia komandan saya saat di Menwa USU. Beliau rela jauh-jauh datang dari Riau ke Magelang untuk hadir dan berikan ucapan langsung kepada saya," jelas Vicentius

Sebelum pelantikan Vicentius, beredar surat Mabes TNI tentang pedoman penyumpahan bagi prajurit dan pejabat TNI yang beragama Konghucu. Dalam surat tersebut terdapat perintah penyeragaman sumpah bagi prajurit TNI beragama Konghucu, dengan diawali kata-kata "Kehadirat Tian di tempat yang maha tinggi dengan bimbingan rohani Nabi Kong Zi, dipermuliakanlah, saya bersumpah."

"Benar. Itu dasarnya Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 tentang Pencabutan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina,” kata Kapuspen TNI Mayjen Sisriadi membenarkan surat edaran tersebut

Ia menegaskan, rekrutmen anggota TNI  terbuka bagi semua suku, mulai Jawa, keturunan Arab, India, hingga Cina, dan lainnya. Pasalnya, syarat utama bergabung dengan TNI adalah warga negara Indonesia. Tanpa membedakan latar belakang suku, agama, ras, dan antargolongan (RAS).

‎Sejarah perwira TNI dari kalangan minoritas, sejatinya bukan kali ini saja.

Di masa awal kemerdekaan dan perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, terdapat nama John Lie Tjeng Tjoan.

Pahlawan Nasional keturunan Tioghoa kelahiran ‎Manado, Sulawesi Utara, yang berdinas di Angkatan Laut.

Bahkan, menurut kesaksian Jenderal Besar TNI AH Nasution, --sebagaimana dilansir laman wikipedia.org--, prestasi John Lie tiada duanya di AL.

Karena John Lie merupakan panglima armada AL pada puncak krisis eksistensi Republik.

Setelah menikah pada usia 45, John Lie mengubah namanya menjadi Jahja Daniel Dharma.

Ia meninggal dunia ‎pada 27 Agustus 1988, dan dimakamkan di Makam Taman Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Terakhir berdinas di Angkatan Laut, ia menyandang pangkat Laksamana Muda TNI (Jenderal berbintang dua di AL).

Para perwira karier ?dalam Prasetya Perwira Prajurit Karier TNI Tahun Anggaran 2019, di Lapangan Sapta Marga komplek Akademi Militer (Akmil), Kota Magelang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (11/7),? disumpah berdasar agama dan kepercayaan masing-masing. Tampak kanan, dokter Vincentius Tan, dan dibelakangnya adalah Jiao Sheng Andi Gunawan. (Tribunjateng.com/Yayan Isro Roziki)

‎Dalam sambutannya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, mengatakan tantangan bagi para perwira dan juga TNI secara keseluruhan semakin berat.

Warung Lesehan Bu Anny Slawi di Tegal Boleh Jualan Lagi, tapi Ada Syaratnya. Bagaimana Soal Harga?

Terlebih, dalam revolusi industri 4.0 ini, cyber war dan proxy war, hampir selalu mendahului sebelumnya adanya perang senjata secara terbuka.

Pun demikian, senjata‎ yang digunakan militer negara sebagai perlengkapan perang sudah sedemikian canggih. Mulai dari senjata genetik, nano, dan senjata canggih lainnya.

"Hal ini harus menjadi perhatian, dan karena itu para perwira dan juga TNI harus bisa beradaptasi dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini," tuturnya.

Dari 169 perwira karier yang dilantik pada kesempatan itu, terdiri dari 81 perwira matra Angkatan Darat (AD), 48 perwira Angkatan Udara (AU), dan 40 perwira Angkatan Laut (AL).

Mereka merupakan lulusan sarjana dari berbagai bidang keilmuan. ‎

Di sisi lain, kemajemukan dalam tubuh TNI semakin mengukuhkan Bhineka Tunggal Ika. Betapapun, TNI adalah penjaga kedaulatan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dilansir tirto.id, militer Indonesia menempati posisi ke-16 dari 137 dengan indeks 0,2804 (0,0000 adalah indeks sempurna) menurut Global Fire Power. Personel Militer Indonesia sebesar 800 ribu orang yang terdiri dari 400 ribu personel aktif dan 400 ribu personel cadangan.

Global Fire Power melansir, kemiliteran Indonesia terbagi menjadi angkatan udara (TNI AU), angkatan darat (TNI AD), dan angkatan laut (TNI AL). Angkatan Darat Indonesia memiliki 315 tangker perang dan kendaraan berawak 1,3 ribu, artileri otomatis 141 dan 356 artileri manual, serta 36 proyektor misil. Angkatan Udara Indonesia memiliki 62 transportasi udara dengan 104 personel pelatihan, dan memiliki 192 helikopter, 8 diantaranya helikopter perang. Angkatan Laut Indonesia memiliki 8 frigate, 24 corvet, 5 kapal selam, 139 kapal patroli, dan 11 pangkalan perang. (yan)    

Nama Ahok Muncul jadi Kandidat Menteri, Mahfud MD Pernah Sebut BTP Tidak Bisa karena Alasan Ini

Tanpa Diketahui Sang Ayah, Bocah Usia 16 Tahun Tiduri Anak Gadisnya, Seminggu Sudah 11 Kali

Nyamar Jadi Pasien Puskesmas, Pegawai Tak Tahu yang Dilayani Kepala Ombudsman Jateng

 

Berita Terkini