"Cuma 2 minggu bereaksi dan sebulan sembuh total," ujar Daldin.
Dalin menegaskan bahwa kayu ini sangat langka.
"Jadi kalau kita masuk hutan, kita seperti berburu mencari Bajakah tunggal, pohonnya seperti pohon lainnya jadi susah dibedakan," ujar Daldin.
Sebelumnya, Seorang siswa SMA 2 Palangka Raya, Yazid Akbar mengatakan bahwa saat ini neneknya yang terkena kanker payudara staidum 4 bisa sembuh.
hal tersebut terungkap di acara Aiman Kompas TV yang tayang pada Senin (12/8/19).
Guru pembiming KIR SMA 2 Palangka Raya, Helita mengatakan bahwa soal penemuan khasiat bajakah sebenarnya sudah turun temurun.
"Sebenarnya bukan penemu, itu sudah dipakai turun-temurun nenek moyang kita, tetapi belum dibuktikan secara ilmiah, di masyarakat hanya dituturkan secara lisan saja." ujar Helita.
Bajakah Tumbuh dalam jumlah terbatas dan hanya ditemukan di wilayah terbatas pula, bajakah disebut sebagai tanaman mistis.
Hal ini karena tidak adanya penelitian secara ilmiah terhadap tanaman yang sudah menjadi obat kanker secara turun-temurun masyarakat Suku Dayak, khususnya di Kalimantan Tengah.
Tidak adanya penelitian ilmiah yang dilakukan sebelumnya, membuat masyarakat setempat mengaitkan adanya manfaat dari tumbuhan bersulur ini dengan hal-hal berbau mistis.
"Tumbuhan ini sebelumnya beli pernah uji laboratorium, dan baru kali ini kita uji bersama," ujar Helita.
Anggapan mistis perlahan berkurang ketika uji laboratorium dilakukan untuk meneliti kandungan dari tanaman yang disebut langka ini.
“Tanaman ini selalu diidentifikasi dengan mistik. Namun, berdasarkan hasil laboratorium yang kami uji, kandungan dalam tanaman ini memang dapat menyembuhkan kanker," kata
Helita mengaku bahwa ide soal tanaman Bajakah bermula dari cerita dan pengalaman Yasid Akbar.
"Ini (Yasid AKbar) sebenarnya yang menginginkan ide soal tanaman Bajakah," ujar Bu Helita.