Bertahun-tahun Seberangi Sungai Pakai Perahu, Kini Warga Babadan Demak Terbantu Jembatan Apung

Penulis: Moch Saifudin
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengendara melintas Jembatan Apung di Atas Sungai Tuntang yang menghubungkan Dukuh Babadan, Desa Sumberejo, Kecamatan Bonang dan Desa Rejosari, Kecamatan Karangtengah, Demak

Hadi menyebut, sebelum waktu subuh petani melon yang membawa sekira 30 kilogram untuk dijual ke pasar, selalu melintas di jembatan tersebut.

"Ada juga yang menggunakan sepeda dengan muatan rumput yang menggunung," jelasnya.

Ia mengaku kerap kali memperbolehkan orang lewat tanpa membayar, karena tidak punya uang.

Seperti halnya pelajar, dan orang tua yang pekerjaannya mencari rumput dengan sepeda.

Jembatan apung tersebut pun selalu dibuka 24 jam. Siapapun bisa melewati jembatan tersebut kapan saja.

"Jembatan ini dipasang 24 jam.

Karena ini memang fasilitas umum.

Hanya saat hujan jembatan dicopot.

Karena menghindari pepohonan yang terbawa arus dari sungai atas," jelasnya.

Ia menjelaskan setiap hari ada yang jaga, namun hanya sampai  pukul 23.00 WIB.

Karena yang jaga tersebut, selain menjaga toples tempat pembayaran, juga membantu warga yang melewati jembatan yang tidak memiliki uang pas.

Terlebih saat membawa muatan berat.

Sehingga tidak bisa menaruh uang dalam sebuah toples, dan harus dibantu. (Tribunjateng/Moch Saifudin)

Berita Terkini