Tanuri Senang Meski Kemarau Metode SRI Berhasil Tingkatkan Hasil Panennya Mencapai 9 Ton

Penulis: budi susanto
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah petani, jajaran Pemkab Pekalongan, Kodim 0710 Pekalongan dan Pemprov Jateng, melakukan penen raya di areal sawah percontohan, Desa Woyonoso, Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan, Selasa (27/8/2019).

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Sejumlah petani padi di Desa Wonosobo, Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan bersyukur bisa melakukan panen raya.

Pasalnya, meski di tengah musim kemarau namun hasil yang didapat dirasa memuaskan.

Hal itu dikarenakan petani menerapkan metode System Of Rice Intensification (SRI) yang diajarkan Pemprov Jateng.

Metode SRI sendiri merupakan teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air, serta unsur hara.

Walaupun para petani sedikit kesulitan karena belum biasa menerapkannya, namun diakui sejumlah petani hasilnya melebihi panen di musim penghujan.

Tanuri (65) satu di antaranya, yang mengaku metode SRI membuat tanaman padi lebih subur meski di musim kemarau.

Tolak Mutasi Lurah Salatiga, Belasan Ketua RW Ancam Kembalikan Stempel ke Walikota

Wanita Korban Jambret di Pekalongan yang Lumpuhkan Pelaku Dapat HP Baru dari Anggota Dewan

Dari 35 Kabupaten/Kota di Jateng, Baru 12 yang Dapat Sertifikat Tidak Buang Air Besar Sembarangan

Tidak Kapok, Pengemis dan Gelandangan di Kota Tegal Sudah Pernah Terjaring Razia

“Metode ini memang pertama kali kami terapkan, ternyata tanaman padi kami bisa lebih subur, kalau bahasa petani sini lemu-lemu,” jelas lelaki yang memiliki lahan sawah satu hektar itu, Selasa (27/8/2019).

Dilanjutkannya, hasil panen yang mencapai 9 ton diluar ekspektasi ditengah menyusutnya debit air.

“Memang metode SRI menggunakan sedikit air, tidak seperti sawah konvensional.

Kami pun harus disiplin mengatur penggunaan pupuk serta jarak tanam dan masanya.

Jika menggunakan metode biasa paling hasilnya hanya 6 ton itupun saat musim penghujan,” ujarnya.

Adapun Tri Adi Suhernano Camat Buaran, menjelaskan, penerapan metode Sri sangat tepat dilakukan di wilayah Buaran.

“Di Buaran ada 7 desa dan mayoritas petani padi.

Meski musim kemarau dan air irigasi digunakan untuk kebutuhan industri tekstil.

Namun terbukti, panen yang dilakukan di areal sawah percontohan seluas 5 hektar ini bisa lebih baik,” ujar Tri.

Ditambahkannya, metode SRI kemungkinan akan diterapkan untuk areal persawahan lainya di Kecamatan Buaran.

“Ketahanan pangan bagian dari ketahanan nasional, dengan mengaplikasikan metode SRI yang hasilnya lebih baik tentunya membantu menguatkan swasembada pangan,” tambahnya. (bud)

Berita Terkini