Hendrik Dikson Sirait mengatakan bahwa situasi demontsrasi saat orde baru dengan saat ini sangat berbeda.
"Saya bisa memahami bahwa situasi reformasi berbeda, situasi represif dalam orde baru dan situasi demokratis berbeda, artinya instrumen- instrumen demokrasi berjalan, sehingga penangganan demontrasi berubah," ujarnya.
Lantas, Hendrik Dikson Sirait menyinggung soal Ninoy Karundeng yang diduga dianiaya oleh oknum.
"Contoh paling aktual yaitu penganiayaan terhadap aktivis sosmed Ninoy Karundeng, hanya dia seorang pendukung Jokowi dia harus disiksa dan dipaksa untuk meminta maaf," ujarnya.
menurutnya, kasus yang dialami Ninoy Karundeng merupakan bentuk penunggang gelap gerakan mahasiswa.
"Itu bisa menjadi ada satu indikasi menunggangi gerakan demonstrasi," ujarnya.
Hendrik Dikson Sirait tak terima jika semua permasalahan di negara ini ditujukan kepada Jokowi.
"Seolah-olah semua salah Jokowi, got mampet depan rumah salah Jokowi, begitu analoginya," ujar Hendrik.
Setelah itu, menghadirkan Haris Azhar, Usman Nurdin, Presma BEM UIN Syarif Hidayatullah, Sultan Rivandi memberikan tanggapan.
Ia tidak yakin definisi penunggang gelap.
"Saya masih belum yakin, dari abang-abamng ini, apa definisi penunggang gelap, itu kan contoh kasus per kasus, kalau misal ada penunggang gelap bahwa ada yang merasa diuntungkan, free rider,," ujarnya.
lantas, Fadjroel Rachman memotong.
"Free ridernya itu sembunyi, nggak keliatan di mana?" ujar Fadjroel sambil tertawa.
"Iya kalau kelihatan itu namanya konspirasi," ujar Hendrik.
lantaran ucapan presiden BEM UIN kerap dipotong, Haris Azhar lantas mengajukan protes.