TRIBUNJATENG.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan marah saat menyisir rencana anggaran APBD DKI Jakarta dan menemukan pembelanjaan ATK lebih dari Rp 1 triliun.
Anies Baswedan menyisir satu per satu dan menemukan anggran fantasitis untuk pembelanjaan alat tulis.
Hal itu, tampak pada saat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan Memberikan Arahan dalam rangka Pembahasan Rancangan KUA-PPAS dan RAPBD TA 2020 yang diunggah di akun Youtube Pemprob DKI Jakarta (29/10/19).
Anies Baswedan tampak menanggapi soal hebohnya dana anggaran Disdik DKI seperti pembelian bolpoin dan lem aibon yang capai miliaran rupiah.
Anies Baswedan sudah menggelar rapat terkait penyusunan Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) yang akan ditetapkan sebagai APBD 2020, pada Rabu, 23 Oktober 2019.
Acara rapat Anies Baswedan dan jajarannya ini direkam dan diunggah Selasa (29/10/2019) di akun Youtube Pemprov DKI Jakarta.
Hal tersebut karena Anies Baswedan sendiri murka melihat anggaran yang tidak wajar.
Hal itu terlihat ketika Anies Baswedan memberikan arahan dalam rangka Pembahasan Rancangan KUA-PPAS dan RAPBD 2020, Rabu (23/10/2019).
Anies menegaskan bahwa anggaran sebaiknya disusun dengan landasan keadilan sosial.
Anies berharap agar segala sesuatu tidak dibelanjakan kepada pabrik.
Anies menegaskan jika tidak tertib, ia kan menindak tegas pegawai pemprov DKI Jakarta.
melainkan kepada pengerajin ataupun pengusaha kecil.
Anies Baswedan jeli menyoroti satu per satu anggaran yang dituliskan khususnya terkait Alat Tulis Kantor (ATK).
Bahkan, anggaran ATK dari tahun 2019 ke 2020 mengalami peningkatan yang cukup drastis.
"Belanja Alat Tulis Kantor tahun lalu atau tahun ini Rp 349 Miliar, tahun depan 1,6 Triliun, abrakadabra," ujar Anies Baswedan