Sugini menegaskan, yang terpenting saat ini adalah kesembuhan anaknya.
Dia melihat luka bacok yang dialami anaknya amat parah sehingga memerlukan perawatan intensif.
Hal itu menjadi kekhawatiran baginya lantaran membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
"Luka bacoknya di sekujur tubuh itu meliputi kaki bagian atas dan perut.
Kemudian di kepala terlihat ada tiga sayatan gaman (senjata tajam).
Sedangkan luka paling parah di bagian pundak.
Total biaya keseluruhan kemarin Rp 33 juta.
Belum nanti biaya-biaya lain," jelasnya.
Ia lantas berharap para pelaku penganiayaan tak hanya dihukum melainkan juga membantu biaya perawatan anaknya.
"Perawatannya mahal, kalau terus di ruang ICU nanti saya jual apa?
Saya hanya penjual nasi.
Semoga pelaku bertanggung jawab," harapnya.
Ada tiga orang menjadi korban pengeroyokan sekawanan pemuda di Jalan Arteri Soekarno-Hatta, Semarang, Minggu (1/12/2019) sekitar pukul 03.00 WIB.
Muhajirin yang merupakan warga Tambak Boyo Raya kritis sehingga dirawat di ICU RS Pantiwilasa Citarum.
Seorang korban bernama Sandi, juga warga Tambak Boyo, dirawat di RS Bhayangkara Semarang, sebelum diperbolehkaan rawat jalan.