TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Muhajirin (29), korban pembacokan sekawanan pemuda di Jalan Arteri Soekarno-Hatta, masih menghuni ruang ICU RS Pantiwilasa Citarum, Semarang, Senin (2/12/2019) siang.
Ada perban putih yang membalut bagian kepala, pundak, dan tangannya.
Dada hingga ujung kakinya tertutup rapat selimut lurik putih dan hitam.
• Tohir Tancap Gas Kejar Pembacok Adiknya, Pelaku Dibawa ke RS Bhayangkara, Sandi Mengiyakan
• Viral Chat Terakhir Suami ke Istri Satu Jam Sebelum Tewas Dianiaya Begal Motor Ganas
• Viral, Curhatan Istri saat Suami Nikah Lagi: Ku Kira Kerja Gak Bisa Pulang, Ternyata Sama Istri Muda
• Ningsih Tinampi Jadi Viral, Korban Perselingkuhan Suami yang Kini Jadi Dukun
Muhajirin berbaring menutup mata rapat-rapat.
Sesekali terbangun, kemudian berkomunikasi dengan orang-orang yang duduk di samping tempat tidurnya.
Nada bicaranya masih berat, dia lantas kembali memejamkan mata.
"Saya duduk di sini sejak jam sepuluh pagi tadi.
Saya lihat kondisinya sudah membaik, sudah bisa berkomunikasi," kata Surya Yuliani (29), istri Muhajirin, kepada Tribunjateng.com.
Ibu Muhajirin, Sugini (50), mondar-mandir masuk keluar bangsal.
Ia lantas duduk di ruang tunggu, memperkenankan orang-orang yang datang membesuk masuk secara bergantian.
"Hari Minggu kemarin, anak saya operasi 10 jam dari jam sembilan pagi sampai tujuh malam.
Alhamdulillah sekarang kondisinya sudah membaik, sudah bisa berkomunikasi," kata Sugini.
Di ruang tunggu itu, Sugini menceritakan kondisi anaknya.
Ia mendengar anaknya sempat mengungkapkan kegelisahannya terhadap kebrutalan pelaku penganiayaan.
"Tadi anak saya tanya, 'Bagaimana kalau nanti kondisi saya sudah kembali seperti biasa, para pelaku mencari saya?'
Kemudian saya jawab, 'Jangan dipikirkan, pelakunya sudah ditangkap polisi,'" paparnya.