TRIBUNJATENG.COM - Pemerintah kota Hiroshima di Jepang disebut bakal menghancurkan dua gedung yang selamat dari bom atom 1945 silam.
Dua blok yang dibangun pada 1913 itu awalnya digunakan sebagai pabrik pembuatan seragam militer, dan berganti jadi akomodasi mahasiswa.
Gedung itu kemudian difungsikan sebagai rumah sakit darurat setelah bom atom dijatuhkan AS pada Perang Dunia II.
Menurut penuturan penyintas dilansir BBC Senin (16/12/2019), bangunan itu bisa digunakan sebagai media promosi pelucutan senjata nuklir.
Serangan nuklir itu merontokkan sebagian besar Hiroshima.
Tahun lalu, hanya 85 gedung yang bisa dibangun dengan jarak 5 km dari "ground sero", atau lokasi bom dijatuhkan.
Beberapa blok selamat, setidaknya separuh, karena mereka dibangun menggunakan beton bertulang.
Serangan itu menghancurkan jendela dan pintu.
Pada 2017 lalu, pemerintah menemukan rapuh sehingga jika terkena gempa kuat maka bakal kolaps.
Karena itu, otoritas berniat menghancurkannya pada 2022.
Selain karena tak digunakan, kawasan itu juga tak dibuka untuk umum.
Sementara bangunan ketiga hanya akan menjalani perbaikan di dinding, atap, dan betonnya untuk melindungi dari gempa.
Iawo Nakanishi, salah satu penyintas menentang rencana tersebut.
"Tak mungkin kami menerima penghancuran itu," ucapnya.
"Kami tak bisa menerima karena pertimbangan signifikansi historis penyampaian tragedi itu bagi generasi mendatang," tuturnya kepada Mainichi.