Tewasnya Qasem Soleimani Disebut Bikin Warga Amerika Lebih Aman

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mayor Jenderal Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds yang merupakan cabang dari Garda Revolusi Iran. Soleimani disebut tewas dalam serangan yang terjadi di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020). AS mengumumkan mereka yang melakukan serangan atas arahan presiden.

TRIBUNJATENG.COM - Jenderal top Iran, Qasem Soleimani tewas akibat serangan Amerika Serikat atas perintah Presiden Donald Trump.

Jenderal Iran itu tewas bersama dengan wakil pemimpin jaringan milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis.

Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence mengatakan warganya kini lebih aman setelah kematian Qasem Soleimani.

Malam Ini Tedy dan Putri Delina Anak Sule Datangi Satreskrim Polrestabes Bandung? Ada Apa Ya?

Strategi Iran Tembus Pangkalan Militer AS Kejutkan Dunia, Ada Peran Qassem Soleimani

Pengakuan 2 Penggali Kubur Jenazah Lina Jubaedah, Mantan Istri Sule, Buat Saya tidak akan Terlupakan

Sandiwara Zuraida Istri Hakim Jamaluddin: Otak Pembunuhan, Air Mata Palsu dan Pakai Aplikasi Canggih

Dalam CBS Evening News, pemandu acara Norah O'Donnell mengungkapkan kekhawatiran para tentara AS yang bermarkas di Timur Tengah.

"Setiap orang yang berkaitan dengan para tentara di Timur Tengah khawatir.

Apakah kini kita aman?" tanya O'Donnell.

"Saya percaya kini Amerika lebih aman daripada sebelumnya karena Presiden Trump memerintahkan militer untuk melenyapkan Qasem Soleimani," jawab Pence.

O'Donnell kemudian bertanya lagi, membunuh Soleimani laksana memukul sarang lebah, yang dianggap sebagai milisi pro-Iran.

"Apakah Anda yakin mereka (jaringan milisi pro-Iran) tidak akan mengejar warga AS?" ujarnya, dilansir Rabu (8/1/2020).

Wapres AS berusia 60 tahun itu menjelaskan, Qasem Soleimani adalah pemimpin dari jaringan milisi, baik di utara Iran maupun Suriah.

"Namun, kami mengirim pesan yang jelas dengan mengerahkan lima serangan udara ke basis milisi itu.

Kami tak akan menoleransi kekerasan," jelasnya.

Pence merujuk pada serangan yang menghantam milisi Hashed al-Shaabi pada 29 Desember 2019, dan menewaskan lima anggotanya.

Serangan tersebut berdampak pada aksi protes dari massa pendukung Hashed al-Shaabi ke Kedutaan Besar AS di Baghdad.

AS yang menyalahkan Iran atas demonstrasi itu merespons lagi dengan puncaknya, menghantamkan rudal yang membunuh Soleimani.

O'Donnell kemudian bertanya kembali apakah Komandan Pasukan Quds itu bergerak atas restu Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

"Tidak diragukan lagi," jawab Pence.

Sebelumnya, Teheran mengirimkan rudal ke dua pangkalan pasukan AS di Irak.

Serangan yang menyasar Pangkalan Ain al-Assad dan Irbil itu disebut adalah balasan atas kematian Jenderal Soleimani.

Trump dalam konferensi pers memilih mengendurkan tekanan dengan tak mengumumkan operasi balasan, dan menjanjikan sanksi bagi Teheran. (*)

Kasus Jiwasraya, Indikasi Kecurangan dan Janji Jaksa Agung Umumkan Nama Pelaku 2 Bulan Lagi

Begini Sosok Reynhard Sinaga di Mata Temannya saat Kuliah di Indonesia

Iran Dan Amerika Memanas, Mari Baca Sejarah Rudal Yang Kini Jadi Andalan saat Perang

Awal Kecurigaan Putri Hakim Jamaluddin pada Ibu Tirinya Sebelum Kasus Kematian Sang Ayah Terungkap

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Wapres AS: Amerika Lebih Aman karena Jenderal Iran Tewas

Berita Terkini