Itu sudah bersih.
Bensin dan makan ditanggung pengepul.
Dulu dibayar Rp 100 ribu, baru tahun ini naik.
Mulainya ya pukul 08.00-16.00.
Sehari bisa ngiket sekitar 100 sampai 200 buah," ungkap Gambreng sapaan akrabnya.
Saat musim hujan, ia merasa was-was meskipun sudah berkali-kali memanjat pohon yang tingginya bisa mencapai sekitar 20 meter lebih.
Pasalnya tak jarang saat dipijak, dahan pohon lincin saat hendak mengikat atau memanen.
"Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada kendala saat mengikat atau memanen.
Musim hujan itu kendalanya ya licin.
Jadi was-was.
Bulan ini sudah ada tiga orang yang jatuh.
Ada yang patah tulang dan ada yang meninggal," ucapnya.
Pengepul asal Tunggulrejo Jumantono, Wiryo Rebo (78) mengatakan, saat ini susah mencari para pengikat dan pemanen buah durian.
Musim durian kali ini, ia sudah mulai memborong buah durian pada September 2019 lalu.
Ia mengucurkan dana sekitar Rp 26 juta untuk memborong 44 pohon durian yang siap panen.