Bupati Haryanto Dorong RS KSH Pati Terus Berkontribusi Dukung Program Kesehatan Pemerintah Pusat

Penulis: Mazka Hauzan Naufal
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Pati Haryanto ketika menjadi pembicara dalam Lokakarya bertema Inovasi Teknologi Digital dan Internet of Thing (IoT) di Aula RS KSH Pati, Jumat (17/1/2020).

TRIBUNJATENG.COM, PATI – Bupati Pati Haryanto berharap, Rumah Sakit Keluarga Sehat (KSH) Pati senantiasa memperhatikan dan memberi kontribusi positif pada program-program pemerintah pusat di bidang kesehatan.

Beberapa program nasional di bidang kesehatan yang ia maksud di antaranya ialah pengentasan stunting, HIV/AIDS, dan penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Hal itu disampaikan Haryanto usai menjadi pembicara dalam Lokakarya bertema Inovasi Teknologi Digital dan Internet of Thing (IoT) di Aula RS KSH Pati, Jumat (17/1/2020).

Ika Kaget Mobil Innova Reborn Milik Suaminya Raib di Halaman Rumah

Inilah Sosok Calon Istri Sule Bukan Kalangan Artis, Berikut 6 Faktanya

Tak Percaya Warganya tak Punya Beras, Wihaji Langsung Cek Rumahnya, Hal tak Terduga Terjadi

Tanda Kiamatkah? Nenek Diperkosa Cucu Sendiri Sampai Berdarah, Alasan Pelaku Bikin Geleng-geleng

“Adapun pemerintah daerah punya langkah-langkah tersendiri dalam rangka mendukung program nasional di bawah Kementerian Kesehatan tersebut.

Di antaranya, ibu hamil dengan risiko tinggi, risti, kami pantau terus dari awal kehamilan sampai melahirkan.

Saya harap KSH yang sudah cukup baik ini juga senantiasa meningkatkan mutu dengan perubahan regulasi maupun strategi yang dibangun,” papar Haryanto.

Terkait materi lokakarya yang menyorot inovasi teknologi, ia selaku kepala daerah mendukung penuh.

Menurutnya, kemajuan teknologi yang serba cepat memang harus “ditangkap”.

“Rumah sakit harus berbenah.

Sekalipun KSH sudah bagus, pelayanan pasti tetap bisa ditingkatkan dari segala aspek yang ada.

Dalam hal ini, pemerintah daerah bisa membantu merumuskan kebijakan yang mendukung peningkatan pelayanan kesehatan,” tuturnya.

Menanggapi harapan Haryanto, Direktur Utama PT Keluarga Sehat Sejahtera Benny Purwanto menjelaskan, selama ini RS KSH secara integratif telah menjalankan program-program nasional di bidang kesehatan.

“Misalnya tentang penanganan penyakit TB.

Kalau kita lihat sejarahnya, bahkan Tes Cepat Molekuler (TCM) utuk diagnosis kasus TB, kami yang pertama ditunjuk Dinas Kesehatan Provinsi untuk menerapkannya,” papar dia.

Adapun mengenai program penurunan angka kematian ibu dan bayi, stunting, dan HIV AIDS, lanjut Benny, pihaknya juga selama ini telah menjalankannya.

“Ada tim-tim yang mendukung program-program nasional itu,” imbuh dia.

Mengenai penyelenggaraan lokakarya, ia mengatakan, ini merupakan penyelenggaraan lokakarya yang ke-13.

Selama ini, kegiatan serupa dilaksanakan secara rutin setiap tahun.

Tujuannya untuk menyusun program kerja dan mensinkronkan kinerja rumah sakit dengan kebijakan pemerintah daerah maupun pusat tentang kesehatan.

“Meski peraturan berubah, rumah sakit harus bisa adaptif, jangan mengorbankan masyarakat,” tegasnya.

Adapun mengenai pemilihan topik inovasi teknologi dan IoT, dia menambahkan, ini merupakan upaya efisiensi dan mempermudah akses masyarakat.

Dalam hal inovasi, RS KSH di antaranya sudah melakukan integrasi klinik dan rumah sakit.

“Termasuk fasilitas kesehatan primer (terkait BPJS) kami beri akses supaya bisa mendaftar langsung ke sini.

Untuk masyarakat biar bisa lebih cepat mendapat pelayanan,” ungkapnya.

Adapun inovasi terbaru dari RS KSH yang baru saja diluncurkan hari ini ialah KSH Way.

Ini merupakan program yang dikembangkan RS KSH untuk memberi pelayanan preventif demi menghindari Kejadian Tidak Diinginkan (KTD), di antaranya pasien jatuh, luka infeksi, dan kejadian malpraktik.

“Caranya, pasien dan keluarga diberi akses.

Misalnya, jika pasien merasa sudah beberapa hari tidak nyaman, dia bisa lapor ke perawat, jika tidak ditanggapi bisa lapor ke kepala ruangan.

Jika masih tidak ditanggapi bisa lapor ke Duty Manager, bahkan direktur.

Akses yang sama juga diberikan pada keluarga.

Kalau keluarga merasa kondisi pasien memburuk, sebelum betul-betul buruk ada mekanismenya,” jelas dia.

Setelah pasien atau keluarga melapor, lanjutnya, untuk menghindari KTD, Tim KSH Way akan melakukan assessment ulang untuk memastikan apakah tindakan dokter penanggungjawab primer sudah betul atau belum. (MZK)

Yanti Sebut Tiap Tahun Penjualan Pernik Sembahyang Tionghoa Menurun, Ini Sebabnya

Anggaran Sebesar Rp ‎148,7 Miliar, Dinkes Kudus Cuma Mampu Serap 55,18 Persen

PKB Sebut Penegakan Aturan Netralitas ASN di Pilkada Belum Maksimal

Jadwal Bioskop Kota Semarang Jumat 17 Januari 2020, Film Bad Boys For Life Tayang di Seluruh Bioskop

Berita Terkini