Tak Percaya Warganya tak Punya Beras, Wihaji Langsung Cek Rumahnya, Hal tak Terduga Terjadi
Tasriah, seorang janda berusia 63 tahun tak kuasa menahan haru ketika Bupati Batang Wihaji tiba-tiba mengajak untuk menyambangi rumahnya.
Penulis: dina indriani | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM,BATANG -- Tasriah, seorang janda berusia 63 tahun tak kuasa menahan haru ketika Bupati Batang Wihaji tiba-tiba mengajak untuk menyambangi rumahnya.
Ya momen yang tidak disengaja itu terjadi saat pemberian paket sembako di Kantor Kecamatan Batang, Kamis (16/1/2010).
Tasriah adalah satu di antara warga yang tergolong miskin dan penerima paket sembako.
Seperti biasa, Bupati Wihaji melontarkan pertanyaan ringan kepada warga yang sedang menunggu penyerahan paket sembako.
Seorang wanita paruhbaya yang berada di dekat Wihaji mengaku benar-benar tidak memiliki beras di rumah.

Wanita tersebut itulah Tasriah, janda miskin yang diketahui sehari-harinya bekerja serabutan.
Lantas, pengakuan itu pun langsung ditanggapi oleh orang nomor satu di Kabupaten Batang itu.
Secara spontan dengan mobil Bupati, Wihaji pun mengajak Tasriah untuk pulang ke rumah janda empat anak itu.
Perasaan senang campur sedih dialami Tasriah, janda miskin yang tinggal di Dukuh Singokerten, Kauman Batang.
Sesampainya di rumah Tasriah, Wihaji pun langsung mengecek tempat beras yang ternyata sama sekali tidak ada beras.
"Ternyata memang benar-benar kosong ember tempat berasnya," ujar Wihaji.
Tak menunggu lama, Wihaji langsung menyodorkan uang lembaran kertas berwarna merah yang dikeluarkan dari dalam dompet.
"Ini bu ada sedikit uang untuk membeli lauknya, untuk beras nanti dikirim oleh staf saya," ujarnya.
Air mata Tasriah pun menetes membasahi pipi, sambil diusap ia mengucap terimakasih kepada Bupati.

"Saya nangis terharu, maturnuwun sekali sampun dibantu Pak Bupati," tutur Tasriah seraya mengusap air matanya. .
Rumah Tasriah memang baru mendapat bantuan RTLH ( Rumah Tidak Layak Huni) program serbuan Teritorial dari Kodam Diponegoro 2019. (din)