Kisah Relawan yang Potong Rambut Gimbal Sukiyah Sarang Tikus, Umroh Hadiah Pengabdiannya

Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Selain dijual dan digunakan sendiri, beras hasil curian itu dibagikannya untuk orang-orang yang membutuhkan.

Setelah bebas dari penjara di Jember, dia tidak bertobat.

Ardian beraksi di berbagai toko retail di wilayah Salatiga dan Boyolali.

"Saya juga tertangkap dan dipenjara lagi," ungkapnya.

Dalam masa tahanan yang kedua ini, Ardian mulai mencari jalan tobat.

"Saya teringat anak-anak yang masih kecil. Tidak mungkin jika saya terus seperti ini, keluar masuk penjara. Anak saya pasti malu, saya ingin anak saya bangga, saya ingin menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat," paparnya.

Namun dia gamang.

Ardian menilai jika ingin membantu orang lain harus kaya dan memiliki uang berlebih.

Padahal yang dia miliki hanya tenaga.

Saat itulah Ardian mulai berpikir untuk menjadi relawan.

Di MRI, Ardian bertugas sebagai koordinator wilayah Salatiga dan Kabupaten Semarang.

Sementara di ACT, Ardian adalah driver food truck humanity yang biasa membuat dapur umum di daerah bencana.

Selama menjadi relawan, Ardian pernah betugas di Palu, Riau, Jambi, Dumai, dan Padang.

Namun Ardian mengakui, pengalaman bertemu Sukiyah adalah yang paling menggetarkan hatinya.

"Bagaimana bisa kita membiarkan seorang manusia dalam keadaan seperti itu. Kita semua harus memanusiakan manusia apapun keadaannya," ucap Ardian.

Halaman
123

Berita Terkini