Video Jembatan Ambruk di Demak, Seratusan Warga Andalkan Perahu Drim

Penulis: Moch Saifudin
Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Berikut ini video Jembatan ambruk di Demak, seratusan warga andalkan Perahu Drim

Jembatan penghubung desa di Demak putus akibat abrasi, Minggu (26/1/2020).

Kondisi tersebut sudah berlangsung menahun.

Hal ini membuat warga di Dukuh Mondoliko, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, terhambat aktivitasnya.

Jembatan tersebut merupakan jembatan penghubung antar Desa Bedono dan Desa Sidogemah Kecamatan Sayung.

"Jembatan ini merupakan satu-satunya jalan penghubung warga Dukuh Mondoliko yang sekira terdapat 140 KK, namun akibat jembatan roboh sekira subuh tadi, pukul 05.00 WIB, warga mengandalkan pertolongan sementara, yaitu perahu blung," jelas Kades Bedono, Agus Salim di lokasi jembatan.

Sementara satu warga Dukuh Mondoliko, Risa Widyawati merasa kesusahan akibat ambruknya jembatan tersebut, lantaran dia harus menunggu datangnya perahu drim/blung agar bisa melintas ke tempat tujuannya yaitu kampus.

Risa berharap jembatan tersebut segera diperbaiki lantaran perahu untuk pertolongan sementara tersebut tidak dapat diakses 24 jam.

"Kasihan warga yang pulang kerja malam. Ini saya mau ke kampus Upgris Semarang, kebetulan saya sedang pulang, biasanya ngekos," jelasnya saat hendak menaiki perahu sementara.

Sementara warga lain, Ahmad Nur Rohim juga mengeluhkan hal sama, selain terhambatnya jembatan ambruk tersebut, dia menilai jalan di Dukuh Mondoliko banyak yang rusak sehingga menghambat kendaraan motor yang melintas.

Ia menjelaskan, saat air pasang datang, jalan menuju jembatan tersebut hingga terendam air, akibatnya bisa berbahaya bagi pengendara yang lewat.

"Saya ini mau ke rumah saudara di Kecamatan Guntur," jelasnya.

Warga lain, Saidah mengaku akibat rusaknya jembatan tersebut sangat merugikan warga, dia menjelaskan warga Mondoliko terhambat untuk pergi ke pasar.

"Satu hari saja warga tak bisa ke pasar, makan hanya nasi saja, tak ada sayur dan lauknya," jelasnya.

Kepala RW 2, Sukiyo menjelaskan Dukuh Mondoliko terdapat 150 KK sebelumnya, namun tinggal sekira 105 KK, lantaran memilih pindah akibat abrasi yang juga masuk ke rumah-rumah warga.

Halaman
12

Berita Terkini