"Kata warga ada polisi yang terluka. Dinaikan di SP 2 ini dan dibawa pakai mobil biasa," kata Kades Yupardi dilansir dari tribunpekanbaru.com
Lantaran proses penangkapan dilaksanakan di tengah Sungai Kampar, tak ada warga yang bisa mengabadikan foto termasuk saat proses evakuasi ke mobil.
Informasi yang diperoleh Tribunpekanbaru.com di lapangan, tersangka WF yang merupakan teroris pelarian dari Jambi menaiki kapal Tug Boat pembawa ponton kayu.
Personil Densus ternyata sudah mengikuti pergerakan pelaku di dalam Tug Buat mulai dari Sungai Kampar di Kecamatan Teluk Meranti sejak pagi hari.
Personil Densus 88 Antiteror dari Jambi menggunakan kapal pompong milik warga agar tidak mencolok.
Setelah beberapa jam mengekori Tug Boat setibanya di perairan Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan, penyergapan dilakukan personil bersenjata lengkap itu.
Ketika hendak ditangkap, ternyata pelaku membawa sebuah bom pipa.
Ia lantas melemparkan bom berdaya ledak rendah itu ke petugas hingga melukai seorang polisi.
Mendapat perlawanan, pasukan khusus kepolisian itu melepaskan beberapa tembakan untuk melumpuhkan pelaku.
"Tersangka tewas di dalam Tug Boat, sedangkan nahkoda kapal belum tahu gimana nasibnya," beber sumber Tribunpekanbaru.com yang mengetahui proses penangkapan.
Lurah Pelalawan diminta polisi cari kapal pompong dan ambulan
Lurah Pelalawan Lukman mengungkap dirinya sempat diminta menyiapkan pompong dan ambulan tanpa tahu tujuannya sebelum penangkapan teroris bersenjata..
Padahal sejak siang Lukman bersama anggota polisi dari Polsubsektor Pelalawan di dermaga.
Ia bercerita sekitar pukul 15.00 wib ia dihubungi polisi meminta disiapkan kapal kayu bermotor atau pompong.
Lantas ia mencari pompong masyarakat yang berukuran besar dengan kapasitas 20 orang.