Kisah Nurul Sopir Angkot Bawa Bayi Saat Bekerja, Ingin Sang Anak Hafidzah Al Quran

Penulis: iwan Arifianto
Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketika dimandikan sang ayah di ember, Bilqis tak mengeluarkan suara sedikit pun.

Dia tetap tenang saat seluruh tubuhnya dilumuri minyak telon dan bedak bayi.

"Alhamdulillah, anak perempuan saya ini sangat jarang rewel dan tidak pernah sakit.

Mungkin dia tahu keadaan ayahnya, " beber Nurul.

Tidak berselang lama, Bilqis akhirnya menangis.

Sebotol susu formula yang dibeli Nurul seharga Rp 34 ribu per 200 gram masuk ke dalam mulut bayinya.

Bilqis pun diam, ayahnya lalu menggendong dengan kain.

"Ini sebentar lagi tidur, habis ini saya bawa melihat antrean angkot.

Kalau sudah jatah saya, baru saya narik lagi, " jelasnya.

Nurul Mukminin sopir angkot trayek Mangkang-Johar memegang setir, Jumat (7/2/2020), ditemani bayinya Bilqis Choirun Nisa dan anak tertua, Balqis Choirun Najwa. (TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO)

Nurul sengaja memandikan anaknya di toilet terminal lantaran lebih mudah.

Kalau mandi di rumah, dia kesulitan karena harus meminta air ke tetangga.

"Di terminal sekalian mangkal angkot sekalian mandikan anak.

Sehabis mangkal sampai pukul 10.30 WIB, baru jemput anak saya yang satunya di SD Pancasila," paparnya.

Nurul dan Bilqis setiap hari berangkat bekerja dari rumah kontrakannya di Karangsari Timur, Wonosari, Kecamatan Ngaliyan pukul 06.00.

Mereka pulang sekitar pukul 22.00.

Halaman
1234

Berita Terkini