Pihak Kelurahan Pela Mampang tidak menyediakan dapur umum bagi para pengungsi.
Para pengungsi yang mendiami 16 kamar kosan sementara sudah mendapatkan bantuan dari warga sekitar.
"Mereka tertangani oleh tetangga-tetangga."
"Di kosan itu enggak ada anak-anak lebih kepada para pekerja," tambah Yunaenah.
Warga sekitar pun berinisiatif untuk membangun dapur umum darurat untuk mereka.
Secara urunan, warga membuat dapur umum dan memberikan bantuan baju kepada para penghuni.
Mereka yang menyelamatkan diri hanya membawa diri, bahkan identitas pun tak sempat diselamatkan.
Tak Kantongi IMB
Sejumlah petugas kepolisian, Satpol PP, Damkar, dan pihak Kelurahan sudah diterjunkan untuk membantu proses evakuasi puing-puing bangunan.
Sudrajat, Kepala Pleton Grup A Pos Damkar Mampang Prapatan dari Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan, mengatakan sempat terkendala saat pencarian korban.
"Puing-puing bangunan dari lantai tiga runtuh semua," ungkap Sudrajat di lokasi.
"Jadi sangat sulit untuk membongkar tembok yang roboh," beber dia.
Setelah berjam-jam menyisir puing-puing di lokasi robohnya kos-kosan, petugas damkar tidak menemukan korban jiwa.
Sementara itu Lurah Pela Mampang, Yunaenah, memastikan bangunan kos-kosan tiga lantai dengan 20 pintu itu tak memiliki Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
"Saya tanya bahwa ini tidak ada IMB-nya. Gimana dia mau berizin untuk bangun kos-kosan IMB-nya tidak ada," ungkap dia.