TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - RSUP dr Kariadi Semarang kembali merawat tiga pasien dalam pengawasan Covid-19.
Tiga pasien tersebut datang di rumah sakit tersebut pada Rabu (19/2/2020) dan Kamis (20/2/2020).
Direktur Medik dan Perawatan RSUP dr Kariadi Semarang, dr Agoes Oerip Poerwoko mengatakan, pasien tersebut saat ini masih menjalani observasi terhadap virus tersebut.
• Sembilan Pemain Timnas Indonesia Dipulangkan Shin Tae-yong, Paling Banyak Asal Bali United
• Bahasa Indonesia Makin Mendunia, Digunakan Klub Kasta Kedua Spanyol Sapa Penggemar
• Dapat Info Persipura di Yogyakarta, PSIS Semarang Kirim Utusan, Nonton Laga Lawan PSS Sleman
Menurutnya, pihak rumah sakit belum dapat menyimpulkan terkait pasien terindikasi suspect virus corona tersebut.
Sebab pihaknya masih menunggu hasil observasi yang sedang dilakukan tim dokter RSUP dr Kariadi Semarang.
"Pasien tersebut yakni dua dari warga negara Indonesia (WNI) dan satu dari warga negara asing (WNA) yakni asal Jepang."
"Dari riwayat perjalanan, sebelumnya mereka memang dari luar negeri," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (21/2/2020).
Ia menambahkan semua pasien pengawasan tersebut datang ke rumah sakit karena mempunyai gejala-gejala seperti sesak napas, batuk, serta demam.
Saat ini kondisi pasien tersebut yakni dua di antaranya masih mengalami gangguan pernapasan.
Sedangkan satu pasien dalam kondisi stabil.
Pihaknya pun akan terus melakukan pengawasan terhadap perkembangan kondisi pasien sembari menunggu hasil observasi yang lakukan.
"Jadi ketiga pasien sebelumnya tidak melakukan perjalanan dari Tiongkok."
"Namun dua di antaranya datang dari Timur Tengah. Sedangkan satu dari Jepang," ujarnya.
• Data Update Januari Kecelakaan Jateng - Korban Meninggal 354 Jiwa, Turun 3,54 Persen
• Bikin Penasaran The Jakmania, Presiden Persija Jakarta Masih Simpan Kejutan Launching Tim di SUGBK
• Irfan Bacdhim Doakan Zulfiandi, Pemain Madura United Cedera
Menurutnya, warga Jepang tersebut merupakan Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di Kabupaten Jepara.
Sedang yang WNI merupakan warga luar Semarang.