TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Berdasarkan informasi dari Balai Energi dan Sumber Daya Mineral (BESDM) Provinsi Jateng, ada 24,65 hektare sawah di kedalaman 30 hingga 35 meter kondisinya sudah seperti bubur.
Untuk itu, Bupati Batang Wihaji memberikan peringatan kepada warga Desa Jolosekti, Kecamatan Tulis untuk waspada.
Karena kemungkinan dapat terdampak anomali tanah ambles karena sesar minor dengan kedalaman satu meter.
• Pabrik Obat HIV AIDS di Semarang, Setahun Produksi 150 Juta, Ganjar: Ini Harapan Baru Bagi ODHA
• Arab Saudi Setop Visa Umroh, Doa Kemenag Jateng: Semoga Tidak Sampai Juni, Kaitannya Ibadah Haji
• Dikirim Via Pesan WhatsApp, Guru Besar Dipanggil Dekan, Klarifikasi Seruan Moral Profesor Unnes
"Ada kekhawatiran bisa mempercepat proses tergelincirnya atau bergesernya tanah yang di atasnya."
"Jadi warga, kami minta waspada dan berhati-hati," tuturnya dalam rilis, Kamis (27/2/2020).
Dikatakannya, BESDM juga mengimbau warga yang lahanya sebagian besar untuk persawahan diarahkan atau dialihkan menanam tanaman keras.
"Kalau sawah dikhawatirkan retakan tanahnya akan cepat terisi air yang mempercepat meresap ke dalam."
"Oleh karena itu kami sudah minta BPBD Kabupaten Batang pasang EWS (Early Warning System) atau Sistem Peringatan Dini."
"Sebagai rangkaian sistem komunikasi informasi yang dimulai dari deteksi awal, dan pengambilan keputusan selanjutnya," jelasnya.
Bupati juga berharap warga paham dengan kondisi alam yang mengalami sesar minor.
Maka jika masyarakat yang beraktivitas di area tersebut sudah hujan gerimis untuk segera dan secepatnya meninggalkan area.
• Pabrik Pupuk Ilegal Digerebek, Kapolda: Empat di Wonogiri, Pengembangan Laporan Petani Klaten
• Dua Tumbal Manchester United Demi Jack Grealish
• Deni Si Hacker Berhati Mulia Asal Cilacap, Modal Otodidak Bisa Bongkar Celah Web Ombudsman RI
"Ada tiga bahaya yang mengancam yakni longsor sewaktu-waktu."
"Lalu tanah ambles ke bawah yang dapat menyedot orang tertelan tanah dan jaringan kabel PLN karena ada empat tiang tower tegangan tinggi yang terpancang."
"Namun dua talinya sudah lepas dikhawatirkan bisa putus ketika ada pergeseran tanah," ujarnya.
Sementara, Camat Tulis Wawan Nurdiansayah menambahkan, BESDM sudah memasang patok dengan kawat untuk memantau secara periodik setiap enam jam.
"Hasil pantau tersebut pihak desa harus melaporkan via WhatsApp untuk mengetahui pergerakan tanahnya sampai sejauhmana," ujarnya.
Wawan juga menjelaskan, potensi pergeseran tanah tidak hanya area persawahan, juga bisa mengarah ke pemukiman meski jauh.
Pihak kecamatan juga sudah melakukan sosialisasi edukasi kepada warga Desa Jolosekti dan Manggis.
"Keterangan dari warga desa ada satu rumah sudah terkena, yang posisi rumah paling pojok di Dukuh Kebon Agung," ujarnya.
Sedangkan untuk antisipasi akses jalan antar Desa Jolosekti-Manggis agar tidak terputus yang berakibat terisolasi, pihak desa memprogramkan membuka jalan lain melalui TMMD yang pada tahun ini mulai digarap.
"Jalan alternatif tahun ini digarap melalui TMMD, manakkala terjadi longsor sudah ada, jalan alternatif akan menuju ke Desa Kebumen, Tulis," pungkasnya. (Dina Indriani)
• Sadio Mane Rela Disebut Pengkhianat Asal di Real Madrid
• Viral Ibu Hamil Tertabrak Mobil, Sopir Ternyata Injak Pedal Gas Bukan Rem, Korban Terjepit Tiang
• Inter Milan Vs Ludogorets Tanpa Penonton, Sejujurnya Kecewa Tapi Conte Tak Bisa Melawan