Berita Ekonomi

Stok Gula Pasir di Jateng Bertahan Hingga Pekan Depan

Penulis: budi susanto
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berdasarkan perhitungan Prognosa ketersediaan pangan 2020 yang dilakukan Dinas Ketahan Pangan Jateng, gula pasir mengalami kekuruangan stok atau minus.

Kurangnya ketersedian gula itu dikarenakan jomplangnya ketersediaan gula dibandingkan kebutuhan masyarakat.

Dari data estimasi ketersedian pangan yang dipaparkan Dinas Ketahan Pangan Jateng, produksi gula tahun 2020 mencapai 96 ribu ton.

Ashanty Murka Dapat Undangan Lamaran Putrinya dengan Atta Halilintar: Aurel Jadi Kegatelan Banget!

Angkut Barang Terlarang Mobil Avanza Ini Dihancurkan, Inilah Penampakannya

Baim Wong Kena Semprot Rafathar Putra Raffi Ahmad: Om Baim Nggak Baik Sama Anak Sendiri Kiano

Jimmy Meninggal di Depan Kantor Kelurahan di Candisari Semarang, Tepat saat Memarkir Motornya

Sementara ketersediaannya di angka 90 ribu ton lebih.

Total ketersedian itu tak sanggup mencukupi kebutuhan masyarakat Jateng yang mencapai 342 ribu ton.

Alhasil, stok gula pasir dari perhitungan Prognosa mangalmi kekurangan sebanyak 251 ribu ton untuk tahun 2020.

Meski Dinas Ketahan Pangan tak memungkiri minusnya ketersedian gula pasir tahunan, namun untuk stok gula pasir 7 hari ke depan dinyatakan masih mencukupi.

"Memang stok tahunan minus, namun untuk 7 hari ke depan masih bisa mencukupi kebutuhan masyarakat Jateng.

Kami mendata stok gula pasir untuk p3kan ini masih ada 6,5 ribu ton," kata Kepala Dinas Ketahan Pangan Jateng, Agus Wariyanto, Rabu (18/3/2020).

Untuk mencukupi kebutuhan masyarakat pekan depan, dijelaskan Agus mau tak mau harus melakukan impor gula pasir.

"Rekomendasi dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan akan impor gula sudah dilayangkan guna mencukupi kebutuhan masyarakat," paparnya.

Meski sudah dilayangkan ijin inpor gula, Agus menjelaskan, kedatangan gula impor perlu waktu.

"Permasalahannya, kebutuhan masyarakat akan gula harus segera dipenuhi, padahal butuh waktu dalam proses impor," tuturnya.

Menurutnya tak dioperasikannya sejumlah pabrik gula di Jateng menambah tipisnya ketersedian gula untuk masyarakat.

"Seperti pabrik gula di Kudus yang berhenti beroprasi, hal itu menambah tipisnya stok gula di tengah masyarakat," ucapnya.

Halaman
12

Berita Terkini