Wabah Virus Corona

Pengabdian Dokter Handoko di Usia 80 Tahun Tak Kenal Lelah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Usia 80 Tahun, dr Handoko Gunawan Tumbang Setelah Ikut Berjuang Rawat Pasien Corona

Mengumpulkan cairan atau sampel dari bagian belakang hidung dan tenggorokan atau dahak, kemudian diperiksa kumannya di laboratorium. Tak hanya untuk virus corona, uji swab juga biasa digukanan untuk diagnosis infeksi virus lainnya.

"Perbanyak kontak tracing. Jangan pelit periksa swab. Perbanyak test swab tak ada gejala minta swab. Lakukan treatment optimal biar belum ada obat khusus oseltamivir dipakai tak bisa dibeli dimana-mana," imbuh Dokter Handoko Gunawan.

"Virus ini ganas terbang di udara. Jarak 1 meter tak jamin. So stay at home. Bila panas berobat, bila baru PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dengan istirahat Insha Allah bisa sembuh.

At least tak membantu virus di badan Anda mendapat korban baru. Putus rantai penularan," Dokter Handoko Gunawan mengingatkan.

Semangatnya luar biasa. Meski sedang terbaring di ruang ICU karena demam tinggi dan sesak nafas Dr. Handoko terus menyuarakan perang melawan coronavirus.

Dia sempat menangani dua pasien positif corona yang diterima RS Graha Kedoya pada Selasa (17/3) dan Rabu (18/3).

Dokter Handoko adalah salah seorang spesialis paru dan berpengalaman selama 39 tahun. Sarjana Kedokteran lulusan Universitas Indonesia, 1963. Kemudian, lulus di Kedokteran Umum, UI pada 1965.

Di perguruan tinggi yang sama, ia menempuh pendidikan Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru).

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona Achmad Yurianto mengungkap dokter Handoko pribadi yang baik hati dan memang dikenal suka menolong orang. Dokter Handoko, katanya, tidak bisa melihat orang sakit.

"Jadi kalau dia bekerja, membantu pasien itu sudah menjadi panggilan nuraninya sebagai dokter. Dia itu tidak bisa untuk tidak bekerja di bidang kesehatan, karena dedikasinya yang luar biasa terhadap dunia kesehatan," kata Yuri.

Dokter Handoko juga bergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

Dia menyebut, virus corona berukuran 120 Nanometer (NM). NM setara dengan sepermiliar meter atau sangat kecil. Dengan ukuran yang sangat kecil, pandemi virus corona sangat lihai menyebar di udara selama 8 jam.

"Tenaga medis jangan takut, tapi hati-hati sekali karena virus ini sangat lihai menyebar di udara 8 jam.

Ukurannya kecil sekali, 120 NM," katanya.

Virus ini bisa terbang di udara dengan jarak 1 meter. Sehingga tidak ada jaminan bagi masyarakat untuk bisa menghindari penyebaran virus ini.

Ia pun turut menegaskan agar masyarakat tetap berada di rumah demi kebaikan diri sendiri karena virus ini sangat berbahaya. (tribun network/genik/denis)

Berita Terkini