Stikes Telogorejo

Perlukah Terapi Tambahan Probiotik pada Diare Anak?

Penulis: Abduh Imanulhaq
Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Probiotik

Oleh : Ovikariani, M.Farm.,Apt - Dosen STIKES Telogorejo Semarang

DIARE merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak-anak. Angka kejadian diare setiap tahunnya meningkat.

Di Indonesia, ditemukan 60 juta kejadian penderita diare setiap tahunnya, 70-80%  dialami oleh anak-anak dibawah 5 tahun (± 40 juta kejadian) (Suraatmaja, 2007).

Penatalaksanaan diare akut anak menurut World Gastroenterology Organisation (2012) terdiri dari terapi rehidrasi oral, terapi suplemen Zink, diet, probiotik, dan antibiotik.  Beberapa kasus diare pada anak sering kita jumpai dokter meresepkan  probiotik.

Probiotik merupakan terapi tambahan bukan terapi utama pada anak diare dan penggunaannya dengan dosis yang sudah ditentukan.

Probiotik berfungsi untuk mengurangi keparahan dan lamanya diare akut pada anak. Ketika awal diperkenalkan, probiotik dimaknai  sebagai makanan tambahan (food supplements) yang bermanfaat untuk memperbaiki kesehatan seseorang dan didefinisikan sebagai suatu mikro-organisme dan substansi yang bertujuan memperbaiki keseimbangan mikro-organisme dalam usus. 

Pada perkembangan selanjutnya, probiotik didefinisikan sebagai mikro-organisme hidup dalam bentuk  makanan tambahan yang memberikan keuntungan melalui kemampuan memodulasi mukosa, aktivitas imun sistemik dan fungsi epitel.

FAO (the Food Agriculture Organization) dan WHO (World Health Organization) mendefinisikan probiotik sebagai mikro-organisme hidup yang apabila diberikan dalam jumlah cukup bermanfaat memperbaiki kesehatan inang Stimulasi imunitas.

Cara kerja bakteria probiotik dalam mendesak pertumbuhan bakteri penyebab penyakit nampaknya diawali dari pengaruh kerjanya terhadap sistem imun.

Pada dekade belakangan ditemukan bahwa lactobacilli yang dimakan dapat menstimulasi aktivitas makrofag terhadap beberapa spesies bakteri yang berbeda.

Hal tersebut mungkin disebabkan oleh absorbsi antigen atau translokasi lactobacilli melalui dinding usus langsung ke peredaran darah untuk kemudian menstimulasi makrofag.

Pada sebuah Penelitian membuktikan bahwa lactobacilli yang disuntikkan intravena ditemukan hidup dalam hati, limpa dan paru disertai aktivitas NK cell yang meningkat.

Sejumlah industri farmasi telah memproduksi dan memasarkan probiotik dengan tujuan yang sama yaitu meningkatan kualitas hidup manusia.

Mekanismenya secara singkat yaitu dengan meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen saluran cerna, sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus, sehingga tidak terdapat tempat lagi untuk bakteri patogen untuk melekatkan diri pada sel epitel usus dan akhirnya kolonisasi bakteri patogen tidak terjadi.

Selain lima penatalaksanaan diare yang dianjurkan menurut WHO, beberapa penelitian randomized controlled trials (RCT) dan meta-analisis menyatakan bahwa probiotik efektif untuk pencegahan primer maupun sekunder serta untuk mengobati diare.

Halaman
12

Berita Terkini