Sementara kategori B merupakan warga yang profesinya punya interaksi sosial yang intens seperti petugas transportasi, para ulama, pejabat publik, pedagang dan lainnya. Ada pun kategori C adalah mereka yang memiliki gejala mirip Covid-19.
"Ini yang diberikan pilihan tes yang sangat baik dan jauh dari interaksi fisik sehingga kemungkinan dilakukan di lapangan terbuka, termasuk parkir stadion yang disiapkan seperti halnya di Si Jalak Harupat atau Stadion Patriot Bekasi," papar Emil.
Ia berharap tes masif itu bisa selesai tempat waktu agar menjadi bahan analisa peta sebaran Covid-19 di Jabar.
"Kami berharap dengan hasil tes ini yang berdasarkan undangan dan analisa itu akan menghasilkan peta persebaran yang terukur di hari Jumat atau Sabtu.
Sehingga hasilnya kita bisa mengambil keputusan apakah bekerja bersekolah di rumah dilanjutkan satu minggu atau bisa kembali lagi ke sekolah dan bekerja dengan berjaga jarak.
Kami berharap hasil rapid test ini bisa didapatkan dengan hasil yang nyata dan transparan," jelasnya. (*)
KLaster Bogor Meninggal
Pasien kedua positif corona di RSUD Dr Moewardi Solo meninggal merupakan klaster Bogor terakhir.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani menyebut pasien itu meninggal pada Selasa (24/3/2020).
"Tadi pagi pemakamannya," kata Ahyani, Rabu (25/3/2020).
Almarhum berjenis kelamin laki-laki.
Pasien kedua ini dirawat di RSUD Dr Moewardi setelah teman sekamarnya, warga Semanggi meninggal pada Rabu (11/3/2020).
Saat ini, dilansir dari laman corona.jatengprov.go.id pada pukul 15.55, ada 4 pasiean positif corona yang dirawat RSUD Dr Moewardi.
Sementara untuk pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di sejumlah rumah sakit di Kota Solo terdapat 22 pasien.
13 PDP dirawat di RSUD Dr Moewardi, 3 PDP dirawat di RS dr Oen Solo, 2 PDP di RS PKU Muhammadiyah Solo, dan 4 PDP di RS Kasih Ibu.