Meski Sadar Aksinya Tak Masuk Akal, 2 Pria Sragen ini Tetap Gelar Ritual di Alun-alun, Ini Alasannya
TRIBUNJATENG.COM - Wabah virus corona (Covid-19) semakin menyebar luas hingga sebabkan sebanyak 1.414 masyarakat Indonesia terinfeksi Covid-19.
Berbagai pihak lakukan aksi tanggap agar rakyat Indonesia lainnya tidak terkena imbas penularan Covid-19.
Kedua orang dukun tersebut adalah Mbah Suwardi asal Ngablak, Kroyo, Karangmalang, Sragen dan rekannya Sukino.
• WHO Sebut Virus Corona di Asia Baru Permulaan: Ini Akan Jadi Pertempuran Jangka Panjang
• Pria Berbaju Loreng Hadang dan Gebrak-gebrak Mobil Bupati Tulungagung: Anak Saya Tak Bisa Makan!
• Paru-paru Jadi Incaran Virus Corona, Konsumsi 5 Makanan Ini untuk Menjaga Kesehatannya
• Riwayat Perjalanan PDP Positif Corona 05 di Banyumas, Sempat Bepergian ke Jakarta
Ritual ini dilakukan di Alun-Alun Sasono Langen Putro Sragen pada Hari Minggu (29/3/2020) siang.
Menurut penjelasan dukun tersebut, Alun-Alun Sragen dipilih sebagai lokasi ritual lantaran merupakan pusat kota dan menjadi titik 0 kilometer Kabupaten Sragen.
Dilakukannya aksi ritual ini, dimaksudkan untuk mengusir corona virus.
“Ritual ini untuk memanjatkan doa pada tuhan agar wabah virus corona segera sirna. Agar warga Sragen lepas dari segala dari penyakit yang meresahkan.
Dan pageblug penyakit corona ini segera lenyap,” paparnya, Minggu (29/3/2020), seperti dikutip dari Grid Health.
Mereka juga melakukan ritual ini sebagai peringatan kepada manusia agar menjadi lebih taat lagi kepada ajaran agama.
”Ini juga peringatan pada semua manusia. Supaya mereka merenung, tidak berbuat jahat dan berbuat maksiat serta selalu eling pada Gusti Allah,” tambahnya.
Meski keduanya mengakui bahwa aksi yang dilakukan tidak masuk akal, namun ritual ini dilakukan sebagaimana yang dilakukan oleh leluhur.
”Mungkin ritual ini tidak masuk akal, Namun orang Jawa dari dulu memberi nasehat melakukan seperti ini jika terjadi pageblug,” tuturnya.
Setelah ditelusuri lebih jauh, nyatanya salah seorang dari dukun tersebut, yakni Suwardi, pernah mencalonkan diri sebagai calon bupati Sragen pada Pilkada tahun 2011.
Kala itu, ia maju dari jalur independen dan berhasil mengumpulkan 50.000 lebih KTP dukungan meski akhirnya gagal.