Rupiah Pekan Ini

Rupiah Tertekan Faktor Eksternal hingga Aksi Net Sell Bisa Jegal IHSG

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Penukaran uang dolar ke rupiah. Editor: Mohamad Yoenus

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot Rabu (8/4) melemah.

Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup pada level Rp 16.250/dollar AS, melemah 50 poin atau 0,31 persen dari hari sebelumnya.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, pelemahan rupiah terdorong sentimen eksternal, di mana bursa saham AS anjlok setelah muncul kabar angka kematian pandemi virus corona meningkat di New York, AS, dan Inggris.

Sebelumnya, Gubernur New York Andrew Cuomo melaporkan 5.489 kematian di negara bagian itu dalam semalam.

Bank dan Multifinance Memulai Proses Relaksasi Kredit

Forum Mahasiswa Gita Fajriyani: Nasib Kualitas Kuliah Sistem Daring

WAWANCARA Once Mekel: Pemusik Sikapi Kebijakan Work From Home, Ini Yang Dia Lakukan

Ulama di Jateng Belum Sepakat Salat Tarawih di Rumah

Kenaikan jumlah kematian juga terjadi di Spanyol untuk pertama kalinya dalam 5 hari, di mana kejadian itu juga mendorong pelemahan bursa Eropa sore kemarin.

Sementara dari internal, pemerintah berencana menerbitkan tiga surat utang global dengan mata uang asing senilai 4,3 miliar dollar AS dengan tenor terpanjang 50 tahun, atau setara Rp 68,6 triliun dengan kurs Rp 16.000/dollar AS.

“Ini adalah penerbitan terbesar dalam US bond dalam sejarah. Indonesia juga jadi negara pertama yang menerbitkan sovereign bond sejak pandemic covid-19 terjadi,” katanya.

Hingga kini, Ibrahim menuturkan, Bank Indonesia (BI) juga terus melakukan strategi bauran agar bisa memberikan solusi terhadap perekonomian yang terus melambat akibat pandemi covid-19, dengan kemungkinan akan berlangsung cukup lama.

“Pasar memandang apa yang dilakukan pemerintah dan BI di saat terhimpit pandemi covid-19 cukup positif, dan ini akan menambah kepercayaan modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri,” jelasnya.

Aksi Net Sell Bisa Jegal IHSG

Pada perdagangan Rabu (8/4), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah, dengan terkoreksi 3,18 persen pada level 4.626,69. Jumlah total transaksi yang terjadi sebesar Rp 6,14 triliun.

Untuk perdagangan hari ini, Kamis (9/4), Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana memperkirakan IHSG, masih berpotensi lanjut melemah. "Katalis yang akan menentukan gerak IHSG masih seputar penanggulangan penyebaran virus corona yang terjadi di Indonesia dan negara lain," katanya, kemarin.

Selain itu, secara teknikal pun IHSG masih memperlihatkan potensi mengalami koreksi lanjutan. Proyeksi Herditya, IHSG akan melemah dengan kisaran 4.550-4.750.

Analis Sucor, Hendriko Gani sependapat, IHSG bakal melanjutkan koreksi pada perdagangan Kamis (9/4). Ia memperkirakan, IHSG akan melemah dengan kisaran support 4.400-4.500 dan resistance di kisaran 4.900-5.000.

Selain faktor teknikal, pelemahan IHSG juga didorong bursa global yang cenderung melemah dan aksi jual bersih (net sell) investor asing yang masih besar. Hal itu menandakan investor asing masih ragu dengan pasar modal Tanah Air.

Halaman
12

Berita Terkini