Gunung Krakatau Meletus

Pengakuan Warga Kalianda: Gunung Anak Karkatau Keluarkan Asap Berbentuk Cendawan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rekaman CCTV letusan Gunung Anak Krakatau pada Jumat (10/4/2020) malam.

Sejak Selasa (11/2/2020) dini hari hingga pukul 12.00 WIB, tercatat ada dua kali gempa letusan dengan amplitudo 36-37 mm, dan durasi 46-85 detik.

Penanggungjawab Pos Pantau GAK di Desa Hargo Pancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi mengatakan, selain letusan, dari data Magma VAR Badan Geologi, PVMBG Kementerian ESDM, juga teramati adanya gempa hembusan satu kali dengan amplitudo 5 mm dan durasi 25 detik.

Kemudian, kata Andi, juga teramati adanya gempa low frekuensi sebanyak 5 kali dengan amplitudo 3-14 mm dan durasi 5-15 detik.

“Asap kawah tidak teramati, tapi untuk gempa mikrotremor terekam dengan amplitudo 0,5 – 4 mm (dominan 1 mm),” kata Andi kepada Tribunlampung.co.id, Selasa (11/2/2020).

Sebelumnya, imbuh Andi, pada Senin (10/2/2020), GAK sempat mengalami peningkatan aktivitas.

Andi menuturkan, tercatat ada 8 kali letusan yang mengeluarkan asap kawah berwarna hitam dengan intensitas tebal, berketinggian mencapai 1.000 meter.

Letusan ini, menurut Andi, memiliki amplitudo 27-40 mm dan durasi 58-127 detik.

Kemudian, lanjut Andi, teramati adanya gempa hembusan 5 kali dengan amplitudo 12-31 mm dan durasi 18-92 detik.

Serta, ada gempa tektonik jauh sebanyak 1 kali dengan amplitudo 35 mm, S-P: 11 detik dan durasi 96 detik.

“Untuk gempa mikro tremor pada Senin kemarin tercatat dengan amplitudo 0,5 – 32 mm (dominan 2 mm),” kata Andi Suardi.

Hingga saat ini, imbuh Andi, gunung api di tengah Selat Sunda, yang kini memiliki ketinggian 157 mdpl ini, statusnya masih level II waspada.

Di mana masyarakat dan pengunjung, dilarang mendekati kawah dalam radius 2 kilometer. (Tribunlampung.co.id/Yoso Muliawan)

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Dengar Letusan Gunung Anak Krakatau, Warga Lampung Selatan Lari ke Tempat Lebih Tinggi

Berita Terkini