Mereka akan dipantau petugas puskesmas. Pemudik akan dikategorikan dalam daftar orang tanpa gejala (OTG) jika mereka tidak memiliki gejala sakit.
Sedangkan pemudik yang memiliki gejala sakit seperti batuk, flu, demam, dan gejala lain yang menujukan ciri-ciri gejala corona, mereka masuk dalam dafftar orang dalam pemantauan (ODP). Seluruh pemudik baik yang masuk OTG maupun ODP wajib melakukan karantina di rumah selama 14 hari.
"Teman-teman puskesmas akan terus memantau dan mengevaluasi," ucapnya.
Namun demikian, jumlah kendaraan yang masuk ke Semarang melalui jalur tol terpantau turun drastis. Sebelumnya, berdasarkan catatan PT Jasa Marga Cabang Semarang-Batang, kendaraan dari arah barat menuju Semarang turun lebih dari 50 persen. Penurunan itu terjadi sejak akhir Maret lalu.
Dirut Jasa Marga Cabang Semarang-Batang, Arie Irianto, Jumat (10/4) lalu mengatakan, pada hari biasa, kendaraan dari arah barat dan sebaliknya yang masuk Semarang mencapai 24 ribu unit. Namun belakangan, per harinya hanya sekitar 10 ribu unit kendaraan yang masuk ke Semarang.
"Warga dari arah barat (Jakarta dan Jawa Barat, red) banyak yang sudah mudik lebih dulu. Tapi pengguna tol justru cenderung turun dibanding sebelum Covid-19," ucapnya.
Terpisah, Manager Traffic Jasamarga Cabang Semarang ABC, Ferza Gauthama mengungkapkan, arus kendaraan di ruas tol Semarang juga mengalami penurunan.
Menurutnya, aktivitas arus kendaraan cukup normal hanya dapat dijumpai saat hari-jari dan jam kerja. Di luar itu, kata Ferza, ruas tol jadi sepi.
"Jika lihat di lapangan, ruas tol sekarang sepi. Terutama di ruas tol ABC Semarang. Mulai ramai kendaraan pun hanya saat pagi dan sore hari. Sebab, itu waktu-waktu jam berangkat dan pulang kerja," urai Ferza. (eyf/gum)