Berita Solo
Menantu Tukang Becak Bantah Sudah Berdamai dengan 3 Satpam Museum Keris Solo, Kasus Berlanjut
Menantu tukang becak korban dugaan penganiayaan 3 satpam Museum Keris Solo menyatakan belum ada kesepakatan berdamai.
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Menantu tukang becak korban dugaan penganiayaan 3 satpam Museum Keris Solo menyatakan belum ada kesepakatan berdamai.
Namanya Toni Hardiyanto.
Dia adalah menantu Ngadino Cipto Wiyono, seorang tukang becak korban dugaan penganiyaan 3 Satpam Museum Keris Solo.
Video aksi main hakim itu sudah viral di media sosial Facebook dan Instagram.
Kebanyakan netizen mengutuk aksi main hakim sendiri itu.
Toni menyanggah pernyataan Kapolsek Laweyan, Kompol Ari Sumarwano, yang sebelumnya menyampaikan kasus itu berujung damai.
Berikut beritanya:
• Kasus Viral 3 Satpam Pukuli Tukang Becak Dikira Maling di Museum Keris Solo Berakhir Damai
"Belum ada (kata damai)," kata Toni, Senin (20/4/2020).
Toni mengaku pihak keluarga sebetulnya sudah mencoba melapor ke Polsek Laweyan.
"Baru malamnya, saya langsung ke Polsek buat laporan, sama sekali tidak ada tanggapan, saya tunggu sampai Sabtu siang," ujarnya.
"Polsek harusnya diinterogasi, ini cuma kayak ditulis tangan identitas korban terus disuruh pulang," imbuhnya membeberkan.
Toni kemudian dibantu seorang yang diduga Bhabinkamtibnas Grogol melapor ke Polresta Solo.
"Sabtu sekira pukul 14.00 WIB buat laporan ke Polresta Solo," katanya.
Pihak keluarga sampai saat ini tengah menunggu proses lanjutan kasus dugaan penganiayaan yang menimpa Ngadino.
"Masih nunggu proses dari pihak Polresta Solo," ujar Toni.