Dorongan itu yang membuatnya mencari cara bagaimana mahasiswa tetap bisa menjalani praktikum dari rumah.
"Awalnya kami coba menggunakan fasilitas CodeRunner yang sudah ada di cyber learning Unika.
Namun, penggunaan fasilitas ini sangat strict atau tegas.
Misal, adanya pengurangan nilai saat ada perbedaan spasi, sehingga banyak mahasiswa tidak suka menggunakan fasilitas ini," ungkapnya.
Menyikapi hal tersebut, kemudian dia mencoba searching dan menemukan Virtual Programming Laboratorium.
"Dari situ, saya minta supaya program ini dimasukkan dalam cyber learning Unika.
Dengan Virtual Programming Lab ini, ternyata sangat disukai oleh mahasiswa. Hal itu karena mereka tinggal upload dan mencoba di program tadi serta dirunning.
Jika error atau salah, bisa diperbaiki tanpa mengurangi nilai sebelum disubmit atau dikirim," ungkap Kaprodi yang akrab dipanggil Rosita itu.
Melalui Virtual Programming Lab ini, Rosita bisa memantau apa saja yang dikerjakan oleh setiap mahasiswa dan berapa lama mahasiswa mengerjakan.
"Di samping itu, saya juga berikan tutorial dan saya berikan assignment atau tugas tambahan, kemudian saya bahas dalam perkuliahan," ucapnya.
Menurutnya, melalui adanya teknologi yang semakin canggih ini mahasiswa tidak kekurangan kesempatan belajar.
"Seperti layaknya perkuliahan yang dilakukan secara tatap muka seperti biasanya, sebelum mewabahnya wabah virus corona," tandasnya. (kan)
• Penantang Anak Jokowi di Pilkada Solo Mundur dari Pencalonan, Ini Alasannya
• Pasien Virus Corona di Karanganyar Sembuh : Minggu Pertama Berat, Sesak Harus Dibantu Oksigen
• Cuma 1 Kecamatan Zona Hijau Virus Corona di Kab Pekalongan, Daerahnya Terkenal Akan Wisata Alam
• Perwal Penanganan Virus Corona di Kota Semarang Sudah Jadi, Sabtu dan Minggu Siap Disosialisasikan