TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Unika Soegijapranata melakukan inovasi pembelajaran daring yang saat ini gencar diselenggarakan oleh setiap kampus dalam rangka belajar dari rumah karena adanya pandemi virus corona.
Menurut Dekan FIKOM, Robertus Setiawan Aji Nugroho, fakultas yang dia pimpin secara alami memang berelasi dengan teknologi komputer.
"Di tengah adanya pandemi covid-19 ini, kita akan semakin menyadari bahwa kemajuan teknologi ternyata sangat dibutuhkan.
• Bayinya Masih Pakai Pampers dan Pakaian saat Dimakamkan, La Nguna: Itu Terus Membayangi Saya
• Batik Air Menjadi Maskapai Terakhir Layani Penerbangan Komersil di Bandara Ahmad Yani Semarang
• Dulu Ditertawakan, Ucapan Ashraf Sinclair soal Virus Corona Terbukti Benar, Covid-19 Bukan Lelucon
• Banting Harga, Diskon Besar-besaran Fortuner Tembus Rp 100 Juta, Innova Rp 70 Juta
Bahkan, memang hampir tidak terprediksi sebelumnya jika wabah ini akan menjangkiti hampir seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia," ungkapnya kepada Tribun Jateng, Jumat (24/4/2020).
Menurutnya, hampir semua mata kuliah di FIKOM adalah praktikum atau menggunakan laboratorium.
Sebagian besar di antaranya dilakukan secara daring.
"Sehingga pemanfaatan platform e-learning seperti Cyber Learning Unika, bukan hal baru di fakultas kami," ucapnya.
Dia menuturkan, dalam pembelajaran daring dalam masa pandemi covid-19 ini, kapasitas untuk pembelajaran online ditingkatkan.
"Jadi yang tadinya kami optimalkan di komputer laboratorium, sekarang kami optimalkan di instalasi server.
Jadi mahasiswa diberikan akses ke server laboratorium, untuk kemudian bisa mengeksekusi berbagai aktivitas yang memang tidak terlayani di dalam platform e-learning," ucapnya.
Sehingga, menurutnya, tidak hanya mengusahakan dari sisi cyber learning, tetapi juga menyediakan virtual privat laboratorium dan sisi hardware.
"Jadi, pada prinsipnya fasilitas layanan aktivitas laboratorium harus tetap ada, meskipun diakses dari jarak jauh dan tetap harus dievaluasi dan dimonitor oleh dosen," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Program Studi (Prodi) Teknik Informatika, Rosita Herawati, menjelaskan semula di masa pandemi covid-19 menimbulkan kesulitan bagi mahasiswa, hal itu karena mereka tidak bisa praktik.
"Mereka butuh bahasa pemrograman yang berbeda-beda.
Para mahasiswa itu juga ada yang mengeluh tidak punya komputer atau laptop serta piranti lainnya," ungkapnya.