Itu menyeramkan. Tak seharusnya kami mengalami seperti ini," kata dia.
Meski begitu, prediksi presiden 73 tahun itu masih jauh dari perkiraan dalam dokumen bocor yang dipublikasikan The New York Times.
Gedung Putih langsung menanggapi kabar tersebut, dengan menyanggah keasliannya.
Jurusan Kesehatan Publik John Hopkins Bloomberg juga bersuara.
Dalam keterangannya, dokumen itu merupakan analisa primer yang dipaparkan kepada Badan Manajemen Darurat Pusat, atau FEMA.
"Laporan untuk membantu perencanaan skenario, tak bisa digunakan sebagai predikti, dengan yang dipublikasikan bukanlah versi lengkap," ucap John Hopkins Bloomberg.
Lembaga itu menjelaskan, informasi yang ada memang memberikan beberapa skenario, termasuk pencabutan prematur lockdown yang berakibat pada kenaikan kasus Covid-19.
Sementara juru bicara Gedung Putih, Judd Deere, mengatakan bahwa dokumen ini tidak pernah diberikan kepada gugus tugas virus corona.
"Panduan presiden untuk membuka kembali AS diperoleh dari pendekatan saintifik bersama pejabat kesehatan dan pakar penyakit menular," jelas Deere.
Pemerintahan Trump dituding mengabaikan peringatan akan bahayanya pandemi ini sejak Januari, bahkan tak bergabung dalam seruan global guna memproduksi vaksin.
Mantan Menteri Luar Negeri Inggris, David Miliband, mengungkapkan absennya Washington dari seruan itu merupakan sebuah "misteri". "
Pada saat ini, AS bukan contoh bagus dalam hal kepemimpinan global atau reaksi nasional bersejarah untuk menghadapi virus ini," paparnya. (*)
• Misteri Kim Jong Un yang Sempat Menghilang Berlanjut, Disebut Kini Pakai Joki, Lihat Beda Foto Ini
• Karyanya Melegenda, Ini Foto-foto Rumah Megah Didi Kempot di Solo, Dekat dengan Pak Jokowi
• Pecahan Beton Sampai Masuk Balai Desa, 3 Orang Tewas dalam Kecelakaan Maut di Pringapus Kab Semarang
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dokumen Bocor Prediksi Korban Kematian Harian Covid-19 di AS Capai 3.000 pada Juni