Didi Kempot Meninggal

Perjalanan Karir Didi Kempot, Modal Ukulele dan Kendang Dari Solo, Yogya, Lalu Moncer di Jakarta

Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyanyi campursari, Didi Kempot saat cek sound sebelum acara program Rosi di Kompas TV di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Saat di Jakarta, tidak banyak label yang menerima Didi Kempot. 

"Tapi berkat perjuangannya ada yang melirik mas Didi Kempot, album pertama yakni pada 1989," kata dia.

"Dalam albumnya itu ada lagu Cidro yang jadi andalan," papar Dyna. 

Mulai dari situ, Pelantun Sewu Kuto tersebut, mulai menanjak kariernya sampai ke luar negeri. 

Dia datang ke Suriname, Amerika Selatan pada 1993 memperkenalkan lagu Tradisional Jawa. 

Disana, lagu yang meledak dibawakannya adalah Cidro. 

"Yang membuat pamor mas Didi naik di Suriname salah satunya lagu Cidro," jelas Dyna Putri. 

Didi kempot semakin terbang tinggi menjelajahi belahan dunia, dia melakukan perjalanan ke Eropa dan menggarap lagu layang kangen di Rotterdam, Belanda pada 1996. 

Sang Legenda Campursari Indonesia kemudian pulang ke Indonesia pada 1998 memulai kariernya. 

Kemudian pada tahun 1999 Didi Kempot kemudian menelurkan lagu Stasiun Balapan. 

Setelah itu, karier Didi semakin moncer dan banyak lagu keluar setelah tahun 2000-an seperti Plong, Ketaman Asmoro, Cucak Rowo, Jambu Alas, dan lain sebagainya. 

Sesak Nafas

Asisten Didi Kempot, Jasmani menceritakan detik-detik Didi Kempot meninggal dunia, Selasa (5/5/2020).

Didi Kempot ternyata menghembuskan nafas terakhirnya di dalam mobil saat menuju perjalanan ke Rumah Skait Kasih Ibu Solo, Selasa (5/5/2020).

Hal tersebut diungkapkan asisten pribadi Didi Kempot yang sudah 20 tahun mengabdi, Jasmani kepada TribunSolo.com usai pemakaman di TPU Jatisari Dusun Punthuk Pelem RT 04 RW 05, Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Halaman
1234

Berita Terkini